Berita Bekasi

Dana PIP Siswa SMP di Bantargebang Kota Bekasi Dipotong, Kepsek: Anggap Saja Itu Sebagai Uang Jalan

Ujang menjelaskan bahwa proses pengajuan bantuan PIP berawal dari pengumpulan data oleh pihak sekolah

Editor: Dedy
Kompas/Heru Sri Kumoro
ILUSTRASI PEMOTONGAN DANA PIP --- Usai dikritik siswanya terkait dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di sebuah media sosial (medsos), pihak SMP swasta di Bantargebang, Kota Bekasi, akhirnya mengakuinya. (FOTO ILUSTRASI) 

Setelah unggahan itu beredar, pihak sekolah memfasilitasi mediasi antara DMH, wali murid, dan jajaran sekolah.

DMH mengaku mengalah dalam mediasi tersebut karena khawatir tindakannya akan mempengaruhi kelulusannya.

Namun, DMH masih merasa kecewa karena dana bantuan yang dipotong tidak dikembalikan. Ia pun kembali menyuarakan kekecewaannya lewat media sosial.

Tak lama setelah itu, pada Senin (19/5/2025), pelaku yang diduga tersulut oleh unggahan tersebut mendatangi sekolah dan langsung melakukan penganiayaan.

"Tiba-tiba dia masuk sambil teriak, terus dia tonjok kening saya. Kepala saya terbentur tembok. Lalu dia tonjok lagi bagian rahang saya, sekarang masih sakit dan susah dibuka," jelas DMH.

Keluarga korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Bekasi Kota pada sore harinya. Laporan diterima dengan nomor: LP/B/1095/2025/SPKT/POLRES METRO BEKASI KOTA. 

Tersulut emosi

Terpisah, Kepala SMP tersebut, Ujang Tholib, membenarkan bahwa anaknya telah melakukan penganiayaan terhadap DMH.

"Pada dasarnya terkait penganiayaan terhadap DMH oleh anak saya benar," kata Ujang.

Ia menyebut, putranya tersulut emosi akibat unggahan gambar manusia berkepala tikus yang ia tafsirkan sebagai sindiran terhadap dirinya.

"Yang seolah-olah oleh anak saya menggambarkan bahwa manusia berkepala tikus adalah saya sebagai orangtuanya," ungkap Ujang.

Meski begitu, Ujang mengaku menghormati proses hukum yang ditempuh korban.

"Tapi kami berharap tetap bisa diselesaikan secara kekeluargaan," imbuhnya.

BERITA VIDEO : DIBUAT ISTIGHFAR, KETUA KOMISI III DPR SYOK LIHAT BARANG BUKTI PENGANIAYAAN 

Seperti diberitakan, insiden penganiayaan tersebut diduga terjadi karena DMH mengkritik dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) oleh pihak sekolah. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved