Berita Bekasi

Guru di Sekolah Elit di Kawasan Bekasi yang Diduga Bodong, Akhirnya Resign Kerja Massal

Sejumlah staf pengajar menyatakan sudah tidak lagi jadi pengajar di sekolah yang diduga bodong itu sejak Jumat (13/6/2025).

|
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Ichwan Chasani
TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra
RESIGN MASSAL - Sejumlah staf pengajar menunjukan surat resign massal dari sekolah swasta di Bekasi yang diduga bodong, pada Senin (16/6/2025). Sekolah swasta di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi itu kini berhenti beroperasi. 

Sebab anaknya sempat sakit dan kemudian diminta untuk mengikuti ujian susulan.

"Minggu lalu anak saya sakit, jadi tidak masuk, Minggu lalu sempat ujian, nah disuruh susulan ujian hari ini, tapi ya gitu digembok (Sekolahnya) tidak bisa masuk, padahal udah pakaian lengkap anak saya," jelasnya. 

Seperti diketahui, alasan para guru melakukan resign massal juga dikarenakan sejumlah faktor.

Baca juga: Komplotan Pencuri Bobol Rumah Kosong, Bawa Kabur Sepeda Motor hingga Perhiasan Emas

Baca juga: Empat Pelaku Pengeroyokan Anggota Karang Taruna hingga Tewas di Bekasi Diringkus, Ini Inisialnya

Diantaranya adalah pemberian tugas oleh kepala yayasan kepada sejumlah guru yang dinilai di luar konteks pekerjaan.  

Seorang guru di sekolah tersebut, Anisa Dwi Zahra menjelaskan dirinya sempat diminta membeli ayam goreng untuk diberikan kepada anak pemilik yayasan.

Pembelian ayam goreng juga diminta pihak yayasan di tempat yang memiliki jarak dinilai Anisa cukup jauh dari lokasi sekolah.

"Saya juga pernah disuruh membeli ayam fried chicken jauh-jauh ke Jatiasih sedangkan fried chicken di sekitar sini (Bekasi Utara) kan juga ada, saya sudah komplain, kenapa harus beli jauh-jauh, terus dari pihak yayasan tidak tahu alesannya apa, akhirnya saya jalan," tutur Anisa, Senin (16/6/2025).

Meskipun Anisa mengaku kerap diberikan uang tambahan, tapi ia tetap menyampaikan keberatan.

"Dapet uang bensin, tapi sangat keberatan karena jauh sih,  jarak dari sini ke tempat ayamnya itu emang lumayan kan," ucapnya.

Baca juga: Simak Detail Harga Emas Batangan Antam di Bekasi, Hari Senin ini Naik Rp 8.000 per Gram Jadi Segini

Baca juga: Sukses Jadi Youtuber dan Pemain Film, Ria Ricis Malah Ingin di Belakang Layar

Sementara tenaga pelajar lainnya, Raihan Tri Wahyudi menegaskan juga serupa mengalami nasib seperti Anisa.

Setiap hari sebelum bekerja, Raihan justru diminta ke kediaman pemilik yayasan terlebih dahulu untuk mengantar sekolah.

"Setiap hari sebelum saya bekerja, harus ke rumah beliau (Pemilik yayasan) untuk mengantar anak-anaknya berangkat sekolah," tegas Raihan.

Raihan mengatakan berat mengungkapkan penolakan ketika ditugaskan oleh pemilik yayasan atas dasar status karyawan dengan pimpinan.

Sehingga dirinya mengaku terpaksa melakukannya.

"Untuk biaya tambahan saya cuma dapat gaji selama kerja di kantor sebagai staff education tapi saya bekerja kebanyakan di rumah beliau (Pemilik yayasan) yaitu mengantar anak-anaknya ke sekolah, ke les, dan belanja itu saya," pungkas Raihan. 

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved