Perang Iran Israel

Jeritan Warga Iran Usai Dibombardir AS, Trump Justru Bangga Militer AS Spektakuler Hancurkan Nuklir

Ia juga menegaskan bahwa tidak akan ada jalan kembali ke jalur diplomasi sampai Iran membalas serangan brutal tersebut. 

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dedy
Tangkpan layar akun instagram @aljazeeraenglish
SAMBANGI KERUMUNAN MASSA --- Momen Presiden Iran Masoud Pezeshkian hadir menyambangi kerumunan massa yang kompak mengibarkan bendera Iran serta atribut berisi kecaman untuk Israel, Minggu (22/6/2025) 

Namun, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan AS telah melewati garis merah besar dan memperingatkan bahwa hal itu akan memiliki konsekuensi yang kekal.

Untuk informasi, dilansir dari laman BBC.com, serangan Israel terhadap Iran yang sudah terjadi selama seminggu ke belakang, dianggap memiliki tujuan untuk menghilangkan ancaman eksistensial dari program rudal balistik dan nuklir negara Iran.

Hingga Senin (23/6/2025), Kementerian Kesehatan Iran melaporkan sedikitnya 430 orang telah tewas sejauh ini, meskipun satu kelompok hak asasi manusia telah menyebutkan jumlah korban tewas dua kali lipat dari itu.

Iran juga telah menanggapi dengan meluncurkan rudal ke kota-kota Israel, menewaskan 24 orang, menurut otoritas Israel.

BERITA VIDEO : RUDAL SALVO LENYAPKAN KOTA-KOTA DI ISRAEL

Jerit Warga Iran

Dilasir dari BBC.com, salah seorang warga Iran bernama Mehri –bukan nama sebenarnya– menyebut bahwa serangan AS terhadap negaranya telah membuatnya kesal dan marah.

Menurutnya, perang ini bukanlah keinginan masyarakat Iran, melainkan ada kepentingan di dalamnya.

"Saya rasa saya belum pernah merasakan kesedihan dan kemarahan sedalam ini atas apa pun dalam hidup saya," katanya. 

"Perang ini - perang Iran - pada dasarnya adalah konflik antara tiga individu (diduga merujuk. Tiga pemimpin, dari tiga negara, yang didorong oleh ideologi mereka sendiri," tambahnya, yang diduga merujuk pada Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Mehri juga meluapkan amahnya mewakili warga Iran tatkala ketiga tokoh tersebut tiba-tiba menyatakan 'Kami telah menguasai langit Iran’. 

“Itu bukan sekadar kata-kata bagi saya - itu sacral,” ujar Mehri.

Sementara Homayoun, seorang pria dari wilayah barat laut Maku, menentang peringatan Trump bahwa Iran akan menghadapi lebih banyak serangan jika tidak menyetujui perdamaian.

"Ya, kami sedang mengalami masa-masa sulit - tetapi kami akan mendukung negara kami sampai akhir. Dan jika diperlukan, kami akan memberikan hidup kami untuk tanah air kami, untuk kehormatan kami," katanya. 

"Kami tidak akan membiarkan Amerika dan antek-anteknya melakukan tindakan yang salah di negara kami,” imbuhnya

Sumber: Wartakota
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved