Berita Kemacetan
Macet Horor di Ruas Jalan TB Simatupang Jaksel, Ternyata Ini Penyebab
Selain itu, terdapat bottleneck atau penyempitan ruas jalan akibat adanya off-ramp Tol JORR di kilometer 21 di Jalan TB Simatupang.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA — Belakangan ini, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan kerap mengalami kemacetan parah hingga dikeluhkan warga.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan saat ini terdapat sejumlah proyek yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan hingga menggunakan sebagian badan jalan di ruas Jalan TB Simatupang dan sekitarnya.
"Memang di beberapa titik dilaksanakannya proyek, itu mengkooptasi ruang lalu lintas, sehingga di sana tinggal satu lajur. Kepadatannya tentu sangat parah," ungkap Syafrin mengenai kemacetan parah di Jalan TB Simatupang, Jumat (22/8/2025).
Syafrin menjelaskan terdapat pekerjaan peningkatan kapasitas pipanisasi air minum Perumda PAM Jaya mulai dari simpang Pasar Minggu sampai ke Ampera.
Baca juga: Mengapa Jalan Margonda Raya Depok Selalu Macet Parah Apalagi Saat Hujan? Ini Sejarahnya
Kemudian, dari kawasan Ampera hingga SPBU Shell Fatmawati di Jalan Fatmawati Raya terdapat pekerjaan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) atau pembangunan instalasi pengolahan air limbah yang dikerjakan Perumda Paljaya.
Kemudian, dari SPBU SHell Fatawati menuju Jalan RA Kartini, Cilandak Barat, sedang dilakukan pekerjaan galian sistem jaringan utilitas terpadu (SJUT) oleh Dinas Bina Marga.
Selain itu, terdapat bottleneck atau penyempitan ruas jalan akibat adanya off-ramp Tol JORR di kilometer 21 di Jalan TB Simatupang.
"Pada sore hari itu menyebabkan kepadatan yang tinggi karena keluar tol itu biasanya mereka langsung crossing masuk menuju ke jalan Fatmawati arah selatan," jelas Syafrin.
Sehingga, pihaknya, kata dia, bakal melakukan penanganan, salah satunya dengan mengalihkan sebagian area trotoar menjadi badan jalan sementara waktu agar lalu lintas lebih terurai.
"Kami akan mengambil sedikit trotoar khususnya yang di TB Sumatupang, di area Cibis Park. sehingga lebar lajur lalu lintas, paling tidak kita bisa kembalikan dua lajur," ungkap Syafrin.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengunakan rute-rute alternatif demi menghindari titik-titik kemacetan atau menggunakan transportasi umum dalam bermobilitas.
Bangun flyover
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menyiapkan solusi untuk mengatasi kemacetan di sejumlah wilayah Kota Bekasi.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan sementara ini ada dua titik kemacetan utama, yaitu di Bulak Kapal dan Bulan-Bulan.
Nantinya, kata Tri Adhianto, di dua wilayah tersebut akan dibangun flyover atau jalan layang.
Pembangunan jalan layang di kedua titik kemacetan utama tersebut akan dilakukkan secara bertahap mulai tahun 2026.
"Komitmen bersama terkait dengan pembangunan Flyover Bulak Kapal, Pemkot Bekasi akan menyiapkan anggaran Rp 100 miliar untuk pembebasan lahannya. Pelaksanaannya akan diselesaikan di awal tahun 2026," kata Tri Adhianto saat ditemui di kawasan Kalimalang, Kecamatan Bekasi Selatan, Kamis (21/8/2025).
Tri Adhianto menjelaskan pembangunan flyover Bulak Kapal akan dilaksanakan oleh Pemprov Jabar dengan total nilai proyek sebesar Rp 256 miliar.
"Untuk pembangunannya, sudah dihitung Rp 256 (miliar), itu akan dibangun oleh Pemprov di tahun 2026," terang Tri Adhianto.
Lebih lanjut Tri Adhianto menuturkan untuk flyover di Bulan-Bulan sudah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, dan ditargetkan rampung pada tahun 2028.
"Untuk yang di Flyover Bulan-Bulan itu akan dibangun secara bertahap dan 2028 flyover Bulan-Bulan bisa digunakan," terangnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM) menilai pembangunan dua flyover tersebut sangat penting untuk menjawab kebutuhan dasar warga Bekasi, khususnya guna mengatasi kemacetan.
"Kami fokus kepada pemerataan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Satu, bahwa orang Bekasi itu sangat membutuhkan jembatan karena kemacetannya sudah parah. Dua jembatan akan segera dibangun, 2026 dan 2028,” kata Dedi Mulyadi.
Lebih lanjut Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa pihaknya akan mendukung dari aspek anggaran melalui skema belanja langsung maupun bantuan keuangan kepada daerah.
“Pemprov juga tidak akan ragu untuk berkolaborasi mewujudkan pembiayaan, baik belanja langsung maupun belanja bantuan keuangan,” pungkas Dedi Mulyadi.
(Sumber : Wartakotalive.com, Yolanda Putri Dewanti/m27)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.