TRIBUNBEKASI.COM, BANTARGEBANG -- Kapolres Metro Bekasi, Kombes Hengki, menjelaskan hubungan keluarga lima orang yang ditemukan terkapar di sebuah rumah kontrakan di Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi pada Kamis (12/1).
Kata Hengki, tiga korban yang meninggal dunia atas nama Ai Maimunah (35), Ridwan Abdul Muiz (21) dan Muhamad Riswandi (20) memiliki pertalian darah sebagai ibu dan anak kandung.
Ada pun Ridwan dan Riswandi merupakan anak hasil pernikahan Maimunah dengan seseorang pria berinisial DD di kampung halaman mereka di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Hanya saja, rumah tangga mereka kandas di tengah jalan dan keduanya berpisah.
"DD, mantan suami AM, sudah kami periksa, karena selain mantan suami dia juga ayah kandung dari dua korban lain yang meninggal," kata Hengki dalam konferensi pers yang digelar di RSUD Bantargebang, Sabtu (14/1).
Setelah bercerai dari DD, Maimunah menikah dengan seorang pria berinisial WWN dan memiliki seorang putri berinisial NR (5).
Bocah tersebut juga ditemukan terkapar di rumah kontrakan itu dan saat ini masih dirawat di RSUD Bantargebang.
Sedangkan seorang lainnya yang turut menjadi korban dugaan keracunan berinisial MDS, yang merupakan adik ipar dari Maimunah.
MDS diketahui merupakan orang yang mengontrak rumah tempat kejadian.
Saat ini kondisi NR dan MDS juga telah membaik, meski masih harus dirawat di rumah sakit.
"Sedangkan yang masih hidup itu MDS yang merupakan adik ipar AM, dan NR juga anak korban AM. Nah, AM ini punya suami, dan ini suami sambung (WWN). Korban MDS mengontrak, katanya mau cari kerja," katanya.
Hengki menyatakan bahwa suami sambung korban berinisial WWN, dan tak berada di tempat kejadian saat musibah itu terjadi.
Saat ini pun keberadaan tak diketahui, dan sedang dicari polisi.
"Suami sambung korban tidak ada di lokasi saat kejadian, nanti kami dalami lagi," tutur Hengki.
Sebagai informasi, pada Kamis (12/1) warga Ciketing Udik menemukan lima orang penghuni rumah kontrakan tak sadarkan diri, dengan mulut berbusa.
Tiga dari lima orang itu kemudian tidak tertolong dan meninggal dunia.
Mereka diduga mengalami keracunan lantaran polisi menemukan sejumlah muntahan makanan beserta tinja di dekat tubuh para korban.