Keracunan di Bantargebang

Wowon Sulit Bila Ditanya Langsung, tapi Begitu Disuruh Polisi Mendalang Keterangan Mengalir Lancar

Editor: AC Pinkan Ulaan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Puslabfor Bareskrim Polri mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) sekeluarga korban keracunan di Ciketing Udik, Bantar Gebang, Kota Bekasi, Senin (16/1/2023).

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA -- Reserse menemukan cara unik untuk mengorek informasi dari Wowon Erawan (60), salah satu dari 3 tersangka kasus pembunuhan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Sebagaimana diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, Wowon seperti berkelit-kelit bila ditanya langsung.

"Ini yang unik pada saat memeriksa si Wowon ini. Kalau ditanya langsung susah. Tapi kalau disuruh ndalang kebuka semua itu. Sambil dalang dia. Di mana korbannya disimpan? Di sini. Di mana korbannya disimpan? Di sini. Ini fakta penyidikan," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (24/1).

Aki Wowon, begitu dia biasa disapa, ternyata juga memiliki profesi dalang.

Dengan profesinya sebagai dalang itu, Aki Wowon punya kemampuan mengubah-ubah suara.

Dengan kemampuan ini, Wowon menjelma menjadi sosok bernama Aki Banyu.

TKW

Selain fakta Aki Wowon memiliki profesi dalang, polisi juga mencatat sejauh ini jumlah korban penipuan dengan modus penggandaan kekayaan yang dilakukan oleh Aki cs berjumlah 11 orang.

Ke 11 korban itu semuanya merupakan tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.

Para korban itu dijaring oleh Wowon cs dengan menggunakan sistem multi level marketing (MLM).

Menurut Hengki, korban penipuan yang percaya akal busuk Wowon cs ini akan mengajak korban lainnya untuk dikuras harta kekayaannya.

"Sistemnya seperti MLM. Mereka ada downline (garis keturunan), dari Siti, misal, mengajak temannya lagi untuk menggandakan uangnya," ujar Hengki.

Belasan orang itu termakan janji-janji dari Wowon yang mengaku bisa menggandakan kekayaan dengan cara supranatural.

Para korban mengirim uang ke tersangka M Dede Solehudin dengan harapan akan beranak-pinak. Padahal uangnya digunakan para tersangka.

"Pengirimannya ada dua cara, melalui rekening maupun melalui Western Union atau sejenis wesel yang bisa diambil di kantor pos, pegadaian, dan lain sebagainya," ujar Hengki.

Hengki belum mau membeberkan secara detail identitas para TKW yang menjadi korban penipuan.

Sejauh ini baru dua orang TKW yang diketahui identitasnya, atas nama Siti dan Farida yang tewas karena dibunuh para tersangka akibat menagih janji Wowon cs.

"Ini akan kami inventarisir identifikasi berapa korban penipuan dari TKW yang ada di luar negeri ini," kata Hengki.

Sementara untuk korban yang masih belum dapat dihubungi, penyidik akan melakukan penelusuran dengan mencari keluarga TKW yang ada di Indonesia.

"Beberapa orang sudah kembali ke Indonesia, dan 3 orang dalam perjalanan ke Polda Metro Jaya untuk kami ambil keterangan. Nah sisanya sedang kami cari," kata Hengki.

Autopsi Siti Fatimah

Sebagaimana dilansir Tribun Jabar, ntuk mengungkap kasus ini, pada akhir pekan lalu polisi melakukan penggalian kembali makam Siti Fatimah (31), salah seorang korban yang diduga dibunuh oleh komplotan Wowon, di permakaman di Kampung Rancabadak, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut.

Kepala Sub Unit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga, mengatakan jenazah Siti mereka bawa ke RS Polri, RSCM dan UI untuk dilakukan autopsi.

"Ini dilakukan untuk mengecek jenazah, penyebab kematian, dan memastikan jenazah itu adalah korban atas nama Siti Fatimah," ujar Indrawienny kepada awak media di Mapolres Garut.

Indrawienny mengatakan, saat dibawa, kondisi jenazah masih terbungkus rapi menggunakan plastik.

"Karena pada saat korban meninggal saat ramainya pandemi Covid-19," ujarnya.

Polisi juga telah mengambil sampel darah dari anak dan adik Siti Fatimah di Pakenjeng, Garut.

Sejumlah saksi dari keluarga Siti Fatimah di Garut juga diperiksa oleh tim penyidik. Pemeriksaan itu dilangsungkan di Jakarta.

"Informasi kejanggalan dari keluarga masih didalami, karena keluarga masih dalam pemeriksaan," ucapnya.

Siti adalah satu dari sembilan korban yang tewas dibunuh oleh komplotan Wowon. Sebelumnya Siti dikabarkan tewas karena tenggelam di laut.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul "Cerita Polisi Korek Keterangan dari Wowon, Tak Bisa Jika Ditanya Langsung Akhirnya Disuruh Mendalang",