Berita Bekasi

Pj Bupati Bekasi Tegur Guru yang Bilang Bercanda Soal Perundungan terhadap Fatir

Penulis: Muhammad Azzam
Editor: Ichwan Chasani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan bersama istrinya Ria Sabaria Dani Ramdan.

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI — Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan menyesalkan pihak guru yang menyebut aksi perundungan terhadap Fatir Arya Adinata (12) hingga kakinya diamputasi hanya karena anak-anak bercanda.

Dani Ramdan menegaskan, dirinya sudah menegur guru tersebut dan meminta agar dapat mengubah paradigmanya.

"Guru sudah kita tegur ya dan ini harus ubah paradigma ya," kata Dani Ramdan usai Rapat Koordinasi (Rakor) Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan Kabupaten Bekasi di Hotel Cikarang pada Kamis, 9 November 2023.

Dani Ramdan menilai terkadang melihat tindakan anak seperti bercanda pada umumnya.

Akan tetapi, jika sudah di luar batas apalagi hingga terjadi kontak fisik itu wajib ditegur.

Baca juga: Tolak Penjajahan, Anggota DPR Dorong Gerakan Boikot Produk Israel Jadi Sikap Resmi Pemerintah

Baca juga: Ditampar Vino G Bastian Sampai Nyungsep, Anya Geraldine: Jujur Itu Sakit Banget

"Kadang-kadang melihat anak-anak seperti itu ya itu bercanda saja. Tapi harus diubah kondisi itu harus tegur dan perbaiki," katanya.

Dani Ramdan menambahkan, perundungan itu mulai dari secara lisan atau verbal hingga tindakan fisik.

Jika ini terus dialami anak tentu akan menganggu kondisi psikis anak tersebut.

"Maka ini harus jadi perhatian bersama, jangan anggap biasa dan cuek ya," jelasnya.

Sebelumnya, Sukaemah, selaku Wakil Kepala SDN Jatimulya 09 menganggap aksi sliding terhadap Fatir sebagai candaan antarsiswa.

Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Kamis 9 November 2023

Baca juga: Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi, Kamis 9 November 2023, di Dua Lokasi Satpas, Cek Syaratnya

"Memang dalam peristiwa itu mereka jajan, bercanda, tanpa sengaja itu selengkatan kaki, jatuh," kata Sukaemah.

Sukaemah menuturkan, aksi sliding kaki merupakan hal yang biasa dilakukan siswa

Dia menganggap itu bukan aksi perundungan.

"Iya, bercanda, mereka bercanda-bercanda, main, terus jajan. Jadi kalau untuk perundungan kayaknya terlalu jauh untuk dirundung. Ini mereka jajan, bercanda, selengkatan kaki satu orang, ke Fatir, jatuh," tutur dia.

Selain itu, Sukaemah juga menganggap olok-olokan yang sering diterima Fatir sebagai hal biasa.

Baca juga: SIM Keliling Karawang, Kamis 9 November 2023, di Mal Cikampek Hingga Pukul 15.00 WIB

Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi, Kamis 9 November 2023 di Bekasi Cyber Park, Simak Persyaratannya

"Kalau bercanda-canda, (bilang), 'Haa, lu jelek lu', mungkin ya namanya anak-anak sudah kelas 6, itu sudah biasa kayaknya. Mungkin menurut Fatir lain lagi kayaknya ya," ucap Sukaemah.

Sukaemah menambahkan, selama ini Fatir tidak pernah melaporkan tindakan perundungan, baik secara fisik ataupun verbal ke pihak sekolah.

Karena itu, pihak sekolah tidak pernah mengambil tindakan apa pun.

Sedangkan, atas kejadian ini, Diana sudah menemui pihak sekolah agar dipertemukan dengan keluarga pelaku.

Namun, apa yang dialami Fatir justru seolah diremehkan dan kejadian bullying tersebut dianggap hanya bagian dari bercandaan antar teman.

Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Honda Prospect Motor Butuh 10 Operator Pengemudi Mobil

Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: PT Armindo Jaya Mandiri Butuh Tenaga Sales & Marketing Manager

"Saya sangat kecewa dengan kondisi anak saya yang sedang sakit dan harus terus menjalani pengobatan tapi dianggap bukan sesuatu yang buruk.

Aksi bullying yang dilakukan teman-temannya di kelas juga dianggap hanya sebuah bercandaan," tegas Diana.

Diketahui, kasus perundungan atau bullying mengakibatkan siswa Fatir Arya Adinata (12) kehilangan kaki kirinya karena harus diamputasi.

Perundungan itu didapati saat sekolah di SD Negeri Jatimulya 09. Kakinya di "sleding" temannya hingga alami cedera.

Dan belakangan diketahui ternyata Fatir mengidap penyakit kanker tulang pada salah satu kakinya.

Sehingga melalui penanganan medis, salah satu kaki sebelah kirinya harus dilakukan operasi amputasi di Rumah Sakit Dharmais Jakarta Pusat.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News