TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Penyelidikan kasus kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, menuai fakta baru.
Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat, Kombes Wibowo, mengatakan, dalam kasus kecelakaan maut itu, sopir bus Putera Fajar bernama Sadira yang membawa bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok ini ternyata bukanlah karyawan tetap atau resmi perusahaan otobus (PO) itu.
"Hasil interview saya dengan sopir (Sadira), bahwa sopir ini bukan karyawan tetap, tapi dia freelance yang dipekerjakan oleh perusahaan apabila sewaktu-waktu sopir di perusahaan itu habis," ujar Kombes Wibowo, mengenai kasus kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok saat dihubungi, Kamis (16/5/2024).
Wibowo mengatakan bahwa Sadira sudah menjadi sopir freelance kurang lebih selama tiga tahun.
BERITA VIDEO : DETIK-DETIK KECELAKAAN MAUT BUS SMK LINGGA KENCANA DI SUBANG
Namun, Sadira yang telah ditetapkan sebagai tersangka, mengakui baru sekali mengemudikan bus maut yang menewaskan 11 orang itu.
"Sudah freelance selama tiga tahun dan kebetulan dia baru sekali (mengendarai) mobil itu," tutur eks Kapolres Metro Jakarta Utara tersebut.
Tempat wisata sejarah daerah
Pihak Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbupora) Kabupaten Bekasi mendukung kebijakan Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan, yang mengeluarkan surat edaran (SE) terkait pembelajaran di luar sekolah atau study tour (studi tur).
Seperti diketahui masyarakat dikagetkan dengan kasus kecelakaan maut di Subang menewaskan 11 orang siswa SMK Lingga Kencana Kota Depok yang baru saja merayakan perpisahan sekolah.
Penyebab kecelakaan maut di Subang itu sendiri diduga akibat bus mengalami rem blong.
Kepala Bidang Budaya Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbupora) Kabupaten Bekasi, Roro Rizpika, mengatakan, dirinya ikut prihatin dengan musibah kecelakaan maut yang dialami rombongan siswa SMK Lingga Kencana Kota Depok.
"Sebagai orang tua apalagi punya anak satu yang kebetulan perempuan, tentu rasa khawatir itu ada dikala anak kita ikut studi tur atau jalan-jalan, kekhawatiran takut bus nya kenapa-kenapa, seperti kemarin kan sampai terjadi kecelakaan. Tapi di sisi lain, itu adalah perpisahan sekolahan," ucap Roro dihubungi TribunBekasi.com, Rabu (15/5/2024).
Menyikapi kasus kecelakaan maut rombongan studi tur SMK Lingga Kirana, Roro mengatakan, dirinya pernah mengizinkan anaknya ikut perpisahan sekolah.
"Pertimbangannya saat itu kan untuk perpisahan sekolah dan anak pelajar biasanya kan senang ya kalau misalkan kumpul kumpul sama temannya, jalan bareng. Jadi ya sudahlah waktu itu saya izinkan," tutur wanita yang kini menginjak usia 44 tahun ini.
Namun, kata ibunda dari Marsha ini, dengan adanya kejadian ini, pihak sekolah harus lebih teliti lagi untuk mencari-cari rekanan bus pariwisata dan jika bisa kegiatan tersebut tidak memberatkan orang tua.
"Jadi saya sempat mengikuti juga, ada murid tidak punya anggaran, dia sampai kerja mencari uang untuk membayar kegiatan acara perpisahan sekolah ini. Jadi saya tuh bacanya sampai miris banget dan ada juga ada anak tunggal perempuan waktu itu meninggal pula," tutur wanita pehobi olahraga dan memasak ini.
"Jadi saya kebayang di posisi seperti itu, kan anak saya juga satu-satunya. Jadi intinya sih saya masih setuju (ada studi tur) tapi dengan catatan lebih diperhatikan lagi untuk pemberangkatannya, untuk busnya dicek kembali, dan kalau bisa bus nya itu harus benar-benar ada izinnya," ucap Roro lagi.
Maka Roro pun mengimbau, pihak sekolah harus memperhatikan betul armada bus yang akan digunakan untuk studi tur dan jangan sampai kegiatan ini memberatkan orang tua murid dan tidak memaksa setiap siswa diharuskan ikut. "Sebab kalau udah kejadian seperti ini yang tanggungjawab siapa, kan jadinya merugikan semua orang," ucap wanita yang tinggal di kawasan Kota Bekasi ini.
Roro Rizpika pun menawarkan wacana jika studi tur atau perpisahan sekolah itu bisa saja dibuat di tempat-tempat yang sifatnya sejarah bagi daerah masing-masing.
"Misalnya di Kabupaten Bekasi, kita ada Gedung Juang, Saung Ranggon di Cikedokan Kecamatan Cikarang Barat, dan masih banyak lagi, yang tentunya tidak kalah menarik dan berguna juga buat para siswa," tuturnya.
(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan LQ/m31)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q