TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI SELATAN --- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan konsep rumah panggung nantinya diprioritaskan untuk warga di Kota dan Kabupaten Bekasi yang rumahnya berada di bantaran sungai.
“Yang paling utama rumah panggung itu untuk di daerah bantaran sungai, kemudian di daerah yang sering banjir,” kata Dedi Mulyadi saat ditemui di Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Jumat (7/3/2025).
Dedi Mulyadi menjelaskan tawaran program rumah panggung itu disampaikan kepada kepala daerah yang wilayahnya dilanda banjir.
“Tadi saya sudah menyepakati ada 1.000 rumah dalam hitungan saya yang akan diperbaiki dan Pemprov menyiapkan Rp 40 miliar untuk pembangunan rumah panggung,” jelasnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Tawarkan Rumah Panggung untuk Korban Banjir, Bupati Bekasi: Kami Sosialisasikan Dulu
Dedi Mulyadi menuturkan nantinya untuk teknis akan diberikan tanggung jawab ke setiap kepala daerah.
“Ya itu semuanya kewenangan Wali Kota secara teknis, kalau Pemprov adalah menyiapkan bantuan, dan kami ingin bersama sama merancang gambarnya,” tuturnya.
Dedi Mulyadi mengungkapkan nantinya desain rumah panggung akan dibuat menarik.
Sehingga selain nyaman untuk ditempati, rumah tersebut juga menarik dan memiliki arti seni.
“Agar rumah itu menjadi rumah yang menarik, bukan rumah yang berantakan, rumah yang tertata yang memiliki desain arsitektur yang memikat orang melihat dan nyaman bagi yang menempatinya,” pungkasnya.
Tak jadi relokasi
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berubah pikiran tidak akan merelokasi rumah warga yang terdampak banjir di bantaran sungai, salah satunya perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Kecamatan Jatiasih.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengatakan, pihaknya justru akan mengikuti arahan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk membuat konsep rumah panggung untuk warga yang terdampak banjir.
“Tidak dilakukan relokasi, justru pak gubernur menyampaikan yuk bangun rumah yang ada di PGP tapi dengan ketinggian lebih dari 2,5 meter. Jadi rumahnya berbentuk panggung, bawah kosong aja, baru kemudian di atasnya untuk dihuni warga masyarakat,” kata Tri saat ditemui di kawasan gedung Pemkot Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Jumat (7/3/2025).
Tri menjelaskan selanjutnya ia dengan jajaran akan segera melakukan komunikasi dengan para warga yang terdampak tersebut terkait rencana pembangunan rumah panggung.
“Kan baru diputuskan mulai hari ini, mudah-mudahan kalau dalam situasi yang kita tenang, rumahnya sudah bersih, baru kita akan data dari rumah ke rumah,” ucapnya.
Orang nomor satu di Kota Bekasi itu menuturkan jika solusi rumah panggung itu berhasil, kedepannya akan diterapkan di wilayah perumahan lain selain PGP.
“Oh iya, kalau ini dianggap berhasil kami akan lakukan secara bertahap,” tuturnya.
Seperti diketahui, Tri Adhianto menanggapi tawaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat perihal pembangunan rumah panggung untuk korban banjir.
Perumahan PGP akan dijadikan role model untuk merealisasikan rumah panggung tersebut.
“Prioritasnya di PGP, nanti kami lihat PGP, target kami adalah seribu rumah,” ujarnya.
Tri menyampaikan pihaknya ditugaskan untuk mendata rumah yang dijadikan prioritas untuk dibangun rumah panggung.
“Tentu nanti aparatur yang akan mendata mana yang kemudian prioritas, karena di beberapa lokasi kan sudah ada yang lantai dua, ada yang lantai tiga, jadi mungkin kami sesuaikan dengan prioritas terkait dkebutuhan yang ada di sana,” ucapnya.
Tri memaparkan anggaran dari tawaran program ini akan diberikan subsidi dari Pemprov Jawa Barat hingga Rp 40 juta per satu rumah.
“Nanti dengan anggaran yang ada Rp 40 juta per rumah dari Pemprov, nanti Rp 30 juta dari Pemkot Bekasi, Kepala BNPB juga menyampaikan bagi rumah yang dalam kondisi rusak berat dan di relokasi berat itu juga mendapatkan Rp 60 juta, jadi nanti warga akan disiapkan anggaran minimal Rp 130 juta,” paparnya.
Tri mengungkapkan untuk tinggi 2,5 meter per rumah dinilainya aman untuk mengatasi banjir.
Sehingga tidak lagi ada orang miskin baru dan orang miskin ekstrem hanya karena setiap lima tahun harus mengalami banjir.
“Kalau berada di tangga 2,5 meter mereka akan lebih sejahtera, rasa ketakutan, kecemasan itu saya kira sesuatu yang tidak bisa dibayangkan,” ujarnya.
(Sumber : TribunBekasi.com, Rendy Rutama Putra/m37)