TRIBUNBEKASI.COM, CIRACAS --- Satwa Kencana sudah belasan tahun menjajakan hewan kurban Sapi Bali dan Limosin di wilayah Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Hewan kurban yang dijual sudah melewati tahap pemeriksaan kesehatan dan dijamin terhindar dari berbagai penyakit.
Pemilik kandang sapi Satwa Kencana, Ali Akbar memberikan tips memilih sapi hewan kurban yang sehat dan tidak terkena berbagai penyakit.
Pertama, kata Akbar, usia sapi yang menjadi hewan kurban harus berusia minimal dua tahu. Kedua tidak boleh dalam keadaan cacat sedikit pun.
Baca juga: 80 Petugas Gabungan Disebar Cek Kesehatan 12.892 Ekor Hewan Kurban, Layak Potong atau Tidak?
"Ketiga memilih sapi yang bagus itu bongkongnya harus bulat. Karena daging itu kebanyakan ada di bokong," jelasnya, Selasa (3/6/2025).
Keempat, para pembeli harus teliti saat melihat hewan kurban dan jika tidak mengerti maka harus membawa pakar.
Kelima, lanjut Akbar, para pembeli jangan tergiur dengan harga murah dan harus dipastikan sapi tidak muyung atau lemas.
"Kalau sapi muyung biasanya pandangannya kosong dan tidak mau makan," ungkapnya.
Kerugian Jual Sapi
Akbar, sering mengalami kerugian ketika mendapati sapi kurban yang dijual dalam keadaan sakit. Biasanya, Akbar langsung memotong hewan tersebut dan dagingnya dijual kepada pedagang di Pasar Tradisional.
"Dari ratusan ekor pasti ada saja sapi yang sakit. Akhirnya untuk mengurangi kerugian besar kami potong dan dagingnya kami distribusikan ke pasar tradisional," jelasnya.
Ia mengaku, di tahun 2025 ini ada dua ekor sapi yang dipotong karena alami sakit dengan bobot sekira 350 Kg.
Akbar memiliki mitra di pasar tradisional untuk menampung daging sapi potong.
"Sapi sakit itu karena beberapa faktor, bisa karena cuaca yang tidak menentu, siang panas sore hujan kan yang terjadi di tahun ini," tuturnya.
Faktor lain karena sapi yang dibawa dari Bali ini menempuh perjalanan panjang menuju Jakarta sekira 2 hari satu malam.
Akbar menegaskan, para pembeli di kandangnya tidak perlu khawatir karena pihaknya berikan garansi 100 persen uang kembali atau diganti dengan bobot yang sama jika sapi kedapatan sakit.
"Garansi kematian juga kami bisa ganti dengan yang bobot sama atau lebih," imbuhnya.
Sementara itu, Kasudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur, Taufik Yulianto mengatakan, sampai saat ini di wilayahnya sudah tidak ditemukan sapi yang terpapar penyakit.
Ia mengaku, pihaknya sempat mendapatkan beberapa penyakit yang memang itu gejalanya gejala biasa di alami ya oleh hewan kurban.
"Ya ketika mereka dari kota lain atau dari pulau lain itu pindah ke Jakarta mungkin kelelahan, mungkin ada flu dan sedikit perlu isstirahat. Kami sudah melakukan koordinasi dengan para pedagang untuk mengantisipasinya dengan memberikan vitamin seperti itu," tuturnya.
(Sumber : Wartakotalive.com, Miftahul Munir/m26)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp