Harga Mobil Listrik Kian Murah, Bakal Semakin Banyak Seperti Mobil Bensin

Penulis:
Editor: Ign Prayoga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MOBIL LISTRIK - Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 , ICE BSD, Tangerang, Banten, menyajikan mobil-mobil baru dengan harga Rp 300 jutaan. Mobil harga Rp 300 jutaan banyak ditawarkan di GIIAS 2025, mulai dari BYD Atto 1.

TRIBUNBEKASI.COM, BSD - Mobil listrik di Indonesia semakin kompetitif dari sisi harga. 

Dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD City, sejumlah produsen otomotif meluncurkan mobil listrik entry-level dengan banderol mulai Rp195 jutaan.

National Project Manager Enhancing Readiness for The Transition to Electric Vehicles in Indonesia  (ENTREV), Nasrullah Salim, menilai tren ini sebagai sinyal positif bagi percepatan adopsi kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia.

“Harga yang semakin murah tentu memudahkan masyarakat yang ingin beralih ke kendaraan listrik. Dengan harga beli yang kompetitif dan biaya operasional yang lebih rendah, kami optimis adopsi mobil listrik akan semakin meluas,” ujar Nasrullah, yang akrab disapa Eriell Salim dalam keterangan dikutip, Sabtu (2/8/2025).

Menurut Eriell, kehadiran mobil listrik dengan harga terjangkau bukan hanya membuka akses lebih luas bagi masyarakat kelas menengah, tetapi juga memperkuat komitmen terhadap isu lingkungan dan pengurangan emisi karbon di sektor transportasi.

Dari pantauan ENTREV di GIIAS 2025, sejumlah model mencuri perhatian dengan harga yang semakin mendekati mobil konvensional: BYD Atto 1 dibanderol mulai Rp195 juta, dengan klaim jarak tempuh hingga 300 km dalam sekali pengisian daya.

Kemudian Wuling Air ev Lite (200 km) dipasarkan seharga Rp214 juta, dan tetap bersaing lewat fitur serta desain kompaknya dan DFSK Seres E1 Black Edition Limited, yang hanya tersedia 100 unit, dibanderol Rp231,5 juta dengan jarak tempuh 220 km.

Bahkan, sejumlah merek seperti Wuling dan DFSK menawarkan diskon khusus selama pameran, memungkinkan harga jual turun di bawah Rp200 juta.

Eriell menambahkan bahwa mobil listrik entry-level sangat sesuai untuk menunjang aktivitas harian masyarakat, terutama di wilayah perkotaan.

Dengan jarak tempuh rata-rata 200 km, mobil listrik dinilai cukup efisien untuk kebutuhan sehari-hari, seperti bekerja, antar jemput anak, hingga keperluan sosial.

“Mobil listrik juga memiliki keunggulan regulasi, misalnya bebas dari aturan ganjil-genap di Jakarta. Ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna di kota besar,” jelasnya.

ENTREV merupakan proyek kolaborasi antara UNDP dan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, yang bertujuan membangun ekosistem kendaraan listrik yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

“Dengan harga yang kini semakin kompetitif, tugas kami berikutnya adalah memastikan ketersediaan infrastruktur pengisian daya, edukasi publik, serta insentif yang mendorong masyarakat untuk beralih,” tutup Eriell.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com