Viral Medsos

Keluarga Pelaku Lepas Tangan, Ibu Korban Bullying SMP Tangsel Harus Cari Pinjaman untuk Biaya RS

Seorang ibu di Tangsel menangis menceritakan anaknya korban bullying di SMPN 19. Korban dipukul kursi besi hingga alami gangguan syaraf.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Mohamad Yusuf
Tribuntangerang.com/Nurmahadi
KORBAN BULLYING - Noviyanti, ibu korban MH (13), tak kuasa menahan tangis saat menceritakan dugaan bullying yang dialami anaknya di SMPN 19 Tangsel, Senin (10/11/2025). MH kini dirawat intensif di RSUP Fatmawati akibat gangguan saraf. 

Ringkasan Berita:
  • MH (13), siswa SMPN 19 Tangsel, diduga alami bullying sejak masa MPLS hingga dipukul kursi besi di kelas.
  • Akibat perundungan, MH alami gangguan syaraf dan harus dirawat intensif di RSUP Fatmawati.
  • Keluarga pelaku disebut enggan menanggung biaya pengobatan meski sempat sepakat bertanggung jawab.


TRIBUNBEKASI.COM, SERPONG – Isak tangis tak bisa dibendung Noviyanti saat menceritakan penderitaan yang dialami anaknya, MH (13), siswa kelas 1 SMPN 19 Kota Tangerang Selatan.

Anak laki-lakinya kini terbaring lemah di RSUP Fatmawati, Jakarta, setelah diduga menjadi korban bullying oleh teman sebangkunya.

Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, Noviyanti mengungkapkan bahwa tindakan perundungan terhadap MH sudah terjadi sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

“Pertama kali itu pas MPLS, udah kena juga dia. Ditabokin sampai tiga kali,” ujarnya saat ditemui di rumahnya di kawasan Serpong, Senin (10/11/2025).

Baca juga: Gerebek Kampung Bahari, BNN Diserang Warga Pakai Panah, Sajam, Kembang Api, hingga Senpi

Baca juga: Bikin Geger Warga, Pria di Setiabudi Bergelantungan di Kabel Listrik Ternyata hanya Minta Ini

Baca juga: Tangis Haru Uya Kuya Usai MKD Putuskan Dirinya Kembali Aktif Jadi Anggota DPR: Tak Langgar Etik

Menurut Noviyanti, sejak saat itu anaknya kerap mendapat perlakuan kasar dari teman sebangkunya, mulai dari ditendang, dipukul, hingga ditusuk menggunakan sedotan.

“Kalau lagi belajar ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya sering dipukul, sering ditusuk pakai sedotan,” ucapnya lirih.

Puncaknya terjadi pada 20 Oktober 2025, saat jam istirahat. MH diduga dipukul menggunakan kursi besi oleh pelaku di dalam kelas.

Akibat pukulan itu, MH mengalami gangguan pada matanya hingga rabun sebelah kanan, kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan intensif.

Awalnya, MH enggan menceritakan kejadian tersebut kepada sang ibu. Noviyanti mulai curiga karena anaknya sering menabrak benda di rumah.

“Saya bilang, ‘Abang kenapa sih matanya kaya gitu? Kalau jalan kejedot mulu?’ Dia cuma jawab ‘nggak apa-apa, Mah’. Lama-lama baru ngaku,” tutur Noviyanti.

MH kemudian mengaku bahwa dirinya dipukul menggunakan bangku sekolah berbahan besi, bukan hanya “dijedotkan” seperti awalnya ia katakan.

Khawatir ada luka serius, Noviyanti memutuskan membawa MH ke Rumah Sakit Columbia Asia BSD untuk melakukan CT Scan.

Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya gangguan saraf pada kepala MH, sehingga ia harus menjalani pemeriksaan lanjutan berupa MRE.

“Dari hasil CT Scan diketahui anak saya mengalami gangguan saraf,” ungkap Noviyanti.

Ia mengaku sudah menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada keluarga pelaku. Namun, keluarga pelaku disebut tidak lagi mau menanggung biaya pengobatan, bahkan meminta pihak keluarga korban mencari pinjaman uang sendiri.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved