Ledakan di SMAN 72 Jakut

Kehidupan Siswa Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakut: Hanya Tinggal dengan Ayah, Ibu Kerja di Luar Negeri

Saat ditanya apakah sang ayah mengetahui gerak-gerik ABH yang merakit sendiri bahan peledak, kepolisian masih mendalami.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
Kompas TV
PELAKU LEDAKAN -- Potongan rekaman kamera pengawas (CCTV) di lingkungan SMAN 72 Jakarta akhirnya membuka tabir baru di balik peristiwa ledakan yang mengguncang kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam tayangan video berdurasi beberapa menit itu, terekam sosok pria yang diduga sebagai pelaku tengah beraksi sebelum ledakan terjadi pada Selasa (11/11/2025) pagi. 

Ringkasan Berita:
  • Seorang pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading yang telah ditetapkan sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH) diketahui tinggal hanya bersama ayahnya, sementara ibunya bekerja di luar negeri.
  • Kepolisian bersama KPAI mendalami latar belakang pelaku dan memastikan hak anak dalam proses hukum sesuai UU Anak.
  • KPAI mengapresiasi respons medis-psikologis untuk 96 korban, dan menekankan pentingnya sekolah menjadi lingkungan aman 

 

TRIBUNBEKASI.COM, SEMANGGI --- Siswa pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang telah ditetapkan sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH), diketahui hanya tinggal bersama ayahnya.

Hal tersebut disampaikan Budi Hermanto, Kabid Humas Polda Metro Jaya, saat dikonfirmasi pada Rabu (12/11/2025). Sementara itu, sang ibu bekerja di luar negeri.

Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ABH merasa kesepian. Selain itu, pelaku—yang berinisial F dan merupakan siswa di sekolah tersebut—terlihat menutup diri dari lingkungan sosialnya.

“ABH tinggal bersama ayahnya, sementara ibunya bekerja di luar negeri,” kata Budi Hermanto.

Baca juga: ABH Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakut Terpapar Ideologi Kekerasan, Ini 6 Tokoh yang Jadi Panutannya

Saat ditanya apakah sang ayah mengetahui gerak-gerik ABH yang merakit sendiri bahan peledak, kepolisian masih mendalami.

Termasuk pencarian informasi mengenai konten kekerasan serta laman atau situs yang diakses ABH untuk merakit bom.

“Masih didalami,” ujar Budi, mantan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

Terkait apakah orang tua ABH, termasuk ibu yang bekerja di luar negeri, telah dimintai keterangan, Budi menambahkan, “Lagi dikomunikasikan.”

Apresiasi langkah cepat

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah, mengapresiasi langkah cepat berbagai pihak dalam menangani korban ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara. 

Menurut Margaret, respons medis dan psikologis berjalan efektif berkat kolaborasi antara layanan kesehatan, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), psikolog Polri, serta unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).

Hingga kini, pendampingan telah diberikan kepada 96 korban.

“Kita patut mengapresiasi tenaga kesehatan dan tim psikolog yang langsung turun membantu anak-anak korban,” ujar Margaret dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).

Sejak hari pertama kejadian pada Jumat (7/11/2025), KPAI melakukan pemantauan langsung ke rumah sakit dan sekolah. Margaret menegaskan, KPAI memastikan seluruh korban—baik yang mengalami luka fisik maupun trauma—mendapatkan penanganan yang layak.

Sumber: Wartakota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved