Anggy Umbara Angkat Kisah Kasus Bullying David Ozora ke Film

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Kasus perundungan dan penganiayaan brutal yang menimpa Cristalino David Ozora, akan diangkat ke layar lebar oleh sutradara Anggy Umbara Bounty Umbara melalui film berjudul 'Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel'.

Film 'Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel' akan diangkat oleh Anggy Umbara dan Bounty Umbara, dalam fokus perjuangan seorang ayah David Ozora, Jonathan Latumahina dan Pesan penting perlawanan terhadap perundungan atau bullying.

“Bisa dibilang ini 90 persen akurat. Bahkan blockingnya, posisi berdiri pemain, itu benar-benar terjadi,” kata Anggy Umbara saat konferensi pers di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025).

Baca juga: Purbaya Singgung Bekasi Saat Bahas Korupsi Daerah, Sebut Masih Ada Praktik Jual Beli Jabatan

Baca juga: Tangis Pegawai SPPG Bekasi, Usai Dimarahi Malah Dipegang-pegang Atasan, Kini Polisi Turun Tangan

Baca juga: Detik-Detik Istri Potong Alat Kelamin Suami Saat Terlelap Tidur, Cemburu Lihat Isi Chat di Ponsel

Anggy mengatakan ide pembuatan film ini datang dari adiknya, Bounty Umbara, yang resah melihat kasus David Ozora perlahan menghilang dari pemberitaan. Keduanya sepakat mengangkat kasus ini ke layar lebar agar publik tidak lupa dengan perjuangan keluarga korban.

“Saya sempat ikuti kasusnya. Begitu beberapa lama, kok hilang ya beritanya. Saya tidak dengar lagi kabarnya bagaimana,” kata Anggy.

Ia sempat ragu karena formula film Indonesia biasanya menggambarkan korban sebagai perempuan. Namun ia merasa perlu mendobrak formula tersebut karena kisah ini menyangkut keberanian seorang ayah melawan ketidakadilan.

Proses kesepakatan dengan Jonathan Latumahina berlangsung cepat. Hanya butuh dua hari sejak pertemuan pertama hingga penandatanganan persetujuan pembuatan film.

“Selama proses syuting pun Jonathan selalu saya ajak. Dia ada di lokasi setiap hari,” ujar Anggy.

Film Ozora dibintangi Muzakki Ramdhan sebagai David Ozora, Chicco Jerikho sebagai Jonathan Latumahina, serta Tika Bravani, Donny Damara, Annisa Kaila, Erdin Werdrayana, dan Mathias Muchus.

Film ini diharapkan dapat mengingatkan publik pada pentingnya perlawanan terhadap kekerasan dan ketimpangan hukum.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp