Berita Internasional
Bencana di Malam Pertama, Pria Ini Teriak Kesakitan Bikin Pengantin Wanitanya Panik, Ini Penyebabnya
Suasana malam pertama pasangan pengantin baru ini berubah jadi bencana lantaran sang pengantin pria mendadak berteriak kesakitan sampai pingsan.
Setelah itu, dia diam-diam menyelidiki, bahkan lebih terkejut mengetahui bahwa Zhao memiliki seorang suami, bahkan memiliki seorang anak.
Selain itu, Zhao tidak pernah lulus SMA, semua ini melanggar perjanjian kontrak antara A Zheng dan biro Jodoh tersebut.
Tidak berhenti sampai disitu, hanya beberapa saat setelah pernikahan, A Zheng juga menemukan Zhao diam-diam bertukar pesan dengan seorang pria dari biro jodoh.
Sejak itu, perasaan A Zheng benar-benar berubah.
Ia bertekad ingin bercerai, dan pada saat yang sama ingin menggugat biro jodoh tersebut dengan tuduhan penipuan.
Namun, biro jodoh itu membantah tuduhan A Zheng.
Mereka mengatakan yang dilakukan Zhao dengan orang lain adalah masalah pasangan, tidak ada kaitannya dengan mereka.
Biro itu terus membantah bahwa Zhao dan A Zheng sudah saling kenal, mereka tidak ikut campur,
Jadi tidak ada cara untuk mengetahui apakah wanita ini masih perawan atau tidak, telah lulus SMA atau belum.
Oleh karena itu, pihak biro jodoh menegaskan bahwa mereka tidak mendapatkan keuntungan apapun, apalagi memiliki tanggung jawab untuk memberi kompensasi kepada A Zheng.
Akhirnya kasus ini dibawa ke Pengadilan Kota Kaohsiung.
A Zheng meminta kompensasi ganti rugi sebesar 1,5 juta yuan (Rp 3,2 miliar).
Namun biaya ganti rugi itu tidak memiliki dasar perhitungan yang jelas, ada banyak keraguan.
Selain itu, dalam kontrak yang ditandatangani oleh A Zheng, tidak ada ketentuan yang jelas bahwa “wanita harus lulus SMA dan masih perawan”.
Baru-baru ini, hakim pengadilan memutuskan menolak gugatan A Zheng.
Pada akhirnya, pria itu kalah dalam gugatannya dan tidak menerima biaya ganti rugi apa pun.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul "Malam Pertama Berubah Jadi Bencana, Pengantin Wanita Panik Suami Teriak Kesakitan, Mertua Bertindak"