Berita Karawang
Kasus Keracunan Nasi Berkah di Karawang, Polisi: Penetapan Tersangka Tunggu Hasil Lab Forensik
Oliestha mengatakan, kasus keracunan puluhan warga sudah dalam tahap penyidikan.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG ---- Puluhan warga Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Karawang, Jawa Barat mengalami keracunan usai makan nasi berkat acara pengajian, dua diantaranya meninggal dunia.
Untuk mengungkap penyebab keracunan itu, pihak Kepolisian Polres Karawang masih menunggu hasil sampel laboratorium forensik Mabes Polri dari sampel dari darah, urine dan muntahan korban keracunan yang diduga menyantap nasi berkat.
"Penetapan tersangka menunggu hasil forensik," kata Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana saat dihubungi Selasa (7/9/2021).
Baca juga: Puluhan Warga Keracunan Makanan Satu Orang Meninggal, Polisi Cek Sampel Muntahan, Urine, dan Darah
Baca juga: UPDATE Kasus Keracunan di Karawang, Korban Jadi 83 Orang, Meninggal Bertambah Satu
Oliestha mengatakan, kasus keracunan puluhan warga sudah dalam tahap penyidikan.
Pemeriksaan saksi pun bertambah, dari sebelumnya 10 saksi, saat ini ada 13 saksi yang diperiksa dalam kasus tersebut.
"Sudah naik sidik, ditunggu hasil uji lab forensiknya ya," katanya.
Dia juga belum bisa memastikan, kapan keluarnya hasil sampel dari laboratorium forensik.
Oliestha menambahkan untuk perkembangan jumlah korban keracunan, saat ini sedikitnya 85 orang mengalami keracunan karena diduga menyantap nasi berkat.
Dua orang diantarnya meninggal dunia. "85 korban, dua diantaranya meninggal," katanya.
Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat menetapkan kejadian luar biasa (KLB) atas peristiwa keracunan nasi berkat acara pengajuan di Musala Nurul Huda di Dusun Kampung Baru Timur, RT 01 RW 08 Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kota Baru, pada Kamis (2/9/2021) sore.
Penetapan KLB menyusul ada sebanyak 83 warga mengalami keracunan dan dua diantaranya meninggal dunia.
"Ini sudah masuk KLB atau kejadian luar biasa," kata Kepala Dinas Kesehatan, Endang Suryadi, pada Senin (6/9/2021).
Maka dari itu, Endang menegaskan untuk biaya perawatan dan pengobatan korban keracunan dibebaskan alias gratis, semua biaya itu ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Karawang.
"Semua pembiayaan di rumah sakit yang sudah bermitra dengan BPJS, ditanggung oleh Pemkab. Jika yang belum punya BPJS akan didata dan ditanggung biayanya, jadi jangan khawatir soal biaya perawatannya, karena nanti pihak kami yang akan menanggungnya," terang dia.
Kisah pilu keluarga korban
Arif Fauzan (14) menjadi korban meninggal keracunan nasi berkat di Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Karawang, Jawa Barat.
Arif dikabarkan meninggal pada Minggu (5/9/2021) malam saat tengah menjalani perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Izza, sejak Sabtu (4/9/2021) pagi.
Deni Hermawan (42) paman korban mengungkapkan korban mengalami keracunan usai memakan nasi berkat yang dibawa neneknya dari acara pengajian muharaman di Musola Nurul Huda di Dusun Kampung Baru Timur, RT 01 RW 08 Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kota Baru, pada Kamis (2/9/2021) sore.
"Jadi keponakan saya itu makan nasi berkat dari neneknya kan ikut pengajian. Dia makan sama kakanya, kalau kondisi kakaknya masih dirawat di rumah sakit," ujar dia.
Dia mengungkapkan korban bersama kakaknya menyantap nasi berkat pada Kamis malam. Keduanya tak menaruh rasa curiga, karena tidak ada tanda-tanda yang aneh pada makanan tersebut.
Akan tetapi pada Jumat pagi, keduanya mengalami pusing dan keram perut hingga muntah dan buang air besar tidak berhenti-henti.
"Awalnya dikira cuman sakit perut biasa saja, masih bisa diobatin pakai obat warung. Tapi kok semakin parahnya, makanya Sabtu pagi langsung dibawa ke rumah sakit," ungkap dia.
Korban Arif Fauzan, disalatkan di Musola Al Barokah pada pukul 09.00 WIB, kemudian langsung dimakamkan di TPU Rawalunyu.
Sutedi harus dibopong warga saat mengiringi pemakaman jenazah anaknya Arif Fauzan (14) di TPU Rawalunyu, Desa Cikampek Barat, Kecamatan Kotabaru, Karawang, pada Senin (6/9/2021).
Arif merupakan korban keracunan nasi berakat acara pengajian di Musola Nurul Huda, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kota Baru, pada Kamis (2/9/2021) sore.
Sutedi ayah korban terkulai lemas dan menangis saat sempat membantu menurunkan jenazah anaknya ke dalam pusaran.
Akhirnya, sejumlah warga mengangkatnya ke atas untuk ditenangkan.
Selain itu, terlihat Siti Aminah ibu korban juga menangis di depan pusaran anaknya tersebut. Dia terus menangis tidak mau pergi dari area pemakaman anaknya.
Sambil terus memeluk kuburan anaknya itu tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri. Keluarga berusaha menggotongnya dan memberi minyak angin agar bisa kembali sadar.
Tak hanya kedua orangtua, warga maupun teman korban yang menghadiri pemakaman itu juga tak bisa menahan tangis. Mereka berdoa di pusaran korban tersebut.
.