Berita Daerah

AKP Supriyatin yang Tangannya Ditembak Bandar Narkoba, Ternyata Pernah Gagal Jadi TNI

AKP Supriyatin yang tangannya pernah ditembak bandar narkoba, ternyata bercita-cita jadi anggota TNI.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
warta kota/miftahulmunir
AKP Supriyatin memperlihatkan bekas luka tembakan senjata api dari bandar Narkoba di lengan Tangan Kanannya. 

Di Polsek Tambora, Supriyatin tidak hanya mengungkap narkoba saja, sejumlah kasus kriminal seperti pembunuhan, pencurian dan tawuran juga diungkap AKP Supriyatin.

"Setekah Kanit Tambora, saya ditarik lagi ke Katimsus III Narkoba dan beberapa waktu lalu saya ungkap pabrik sabu di Perumahan Karawaci," jelasnya.

Sempat Terkena Tembakan Bandar Narkoba

Pada tahun 2015, AKP Supriyatin pernah mengalami trauma menjadi anggota Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Barat. Sebab, ia mendapat luka tembak di lengan tangan kanannya oleh bandar narkoba.

Proyektil milik bandar narkoba itu menghancurkan tulang dekat sikunya dan sampai saat ini masih membekas.

Lebih tragisnya, satu anggota AKP Supriyatin bernama Brigadir Aris Dinata tewas pada saat melakukan penggerekan bandar narkoba tersebut.

Brigadir Aris Dinata terkena luka tembak dibagian dada sebelah kiri hingga meninggal dunia di lokasi.

Baca juga: Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ungkap 15 Persen Anak Usia di Bawah 18 Tahun Belum Vaksinasi Covid-19

Supriyatin menceritakan, ketika itu ia sedang mengembangkan kasus narkoba setelah menangkap kurir sabu. Dari keterangan pelaku yang ditangkap pada saat itu, bahwa bandar narkoba berada di Jalan Bugis, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Keterangan pelaku yang kami tangkap, katanya rumahnya di sini, terus nanti kalau sudah ditelepon dia buka gerbang," ujarnya.

Namun yang tidak diketahui anggota Polres Metro Jakarta Barat adalah bandar narkoba itu memasang CCTV tersembunyi.

Padahal sebelum melakukan penggerebekan, anggota Supriyatin sudah memastikan tidak ada CCTV yang terpasang disekitar lokasi.

Bandar itu ternyata menyiapkan senjata api untuk melakukan perlawanan karena takut ditangkap polisi.

Baku tembak di sekitar lokasi tidak terhindarkan lagi pada malam itu.

Baca juga: Sekjen Partai Gerindra dan Pimpinan Ponpes Buntet Cirebon Gelar Vaksinasi Covid-19 dan Doa Bersama

Dari baku tembak, Brigadir Aris Dinata tewas karena timah panas yang bersarang di dada kirinya. Sementara saat itu AKP Supriyatin ingin mengambil senjata api untuk membalas tembakan pelaku, tapi tangannya sudah tidak bisa digerakan.

Ketika melihat tangannya, cucuran darah menetes ke tanah dan kemudian Supriyatin meminta anggotanya untuk segera membawa dirinya dan Brigadir Aris Dinata ke rumah sakit.

Sumber: Wartakota
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved