PON XX Papua
Petinju Jil Mandagi Pilih Mediasi Meski Tersakiti Akibat Diserang Oknum Panpel di PON XX Papua
Hal memalukan terjadi pada pertandingan tinju di PON XX Papua. Tak terima aksi protes, petinju DKI Jil Mandagi dapat bogem dari pantia pelaksana.
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Valentino Verry
TRIBUNBEKASI.COM, PAPUA - Hal memalukan terjadi di pergelaran PON Papua cabor tinju yang mempertemukan, petinju DKI Jakarta, Jil Mandagi bertanding melawan atlet NTT, Luki Mira Agusto Hari di kelas 52-56kg putra.
Usai laga, Jil Mandagi dibogem dengan keras oleh relawan yang tergabung dalam panitia pelaksana menjaga jalannya pertandingan.
Baca juga: Wartawan Terpanggil Bantu Pemulung dan Anak Yatim yang Terdampak Pandemi Virus Corona
Tak hanya Jil, asisten pelatih tinju DKI Jakarta Fadli, juga terkena oleh aksi yang tak bertanggung jawab tersebut.
Parahnya lagi, panitia tak mampu mengantisipasi hal tersebut dengan baik, sehingga atlet yang seharusnya terlindungi bisa terkena pukulan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
Adapun kronologi kejadian berawal dari keputusan juri yang memenangi Luki.
Keputusan itu memicu ketidakpuasan Jil Mandagi yang melakukan protes keras.
Sang petinju disebutkan turun dari ring lalu membanting pintu dan memukul Kun spanduk pembatas.
Baca juga: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Dorong Para UMKM Harus Mampu Beradaptasi Secara Digital, Ini Caranya
Aksi itu memantik reaksi relawan yang tergabung dalam panitia pelaksana menjaga jalannya pertandingan.
Upaya menenangi atlet itu berimbas adanya pemukulan di luar ring.
Video kericuhan itu beredar di sejumlah aplikasi perpesanan.
Tampak dalam video, rombongan panitia mengejar Jil Mandagi dan berusaha menyerang.
Petugas kepolisian yang berusaha mengamankan situasi tampak kewalahan.
Baca juga: Target Pencapaian Vaksin di Tiga Desa Masih Rendah, Petugas Kecamatan Tambun Utara Lakukan Cara Ini
Beberapa relawan yang lolos dari penjagaan tampak melontarkan bogem mentah ke sang petinju.
Tak terima dibogem oleh oknum yang tidak berkepentingan, pihak tinju DKI Jakarta pun melaporkan yang bersangkutan ke Pola.
Namun, laporan tersebut akhirnya berujung ke proses mediasi.