Berita Bekasi
Rencana Ridwan Kamil Berkantor di Kabupaten Bekasi, Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan: Itu Tradisi Beliau
Mengenai rencana Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bakal berkantor di Kabupaten Bekasi, dibenarkan Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Panji Baskhara
Seorang diantaranya adalah nama Ridwan Kamil yang kini tersohor berkat tangan dinginnya sebagai orang nomor satu di Jawa Barat.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini sukses merenggut kursi pimpinan Eksekutif di Jawa Barat setelah maju pada Pemilihan Gubernur 2018.
Sebelumnya pada 2013, warga Kota Bandung memercayakan suara mereka pada Kang Emil.
Sehingga menang telak 45,24 persen dalam Pilwalkot melampaui raihan suara tujuh pasang kandidat lainnya.
Sosoknya yang muda dan kinerjanya selama menjadi Wali Kota Bandung, membuat warga Jawa Barat amanahkan jebolan Sarjana Teknik Arsitektur Intstitut Teknologi Bandung (ITB) ini dalam tahta yang lebih tinggi lagi di pemerintahan Jawa Barat.
Modal sebagai arsitek dengan karya bertebaran di Tanah Air dan luar negeri.
Pengalaman menjadi Wali Kota Bandung, dan kini menjalankan roda pemerintahan Provinsi Jawa Barat sebagai gubernur, membuat nama Ridwan Kamil makin dikenal publik.
Suami dari Atalia Praratya pun menjadi salah satu tokoh potensial pemimpin Indonesia masa depan.
Emil beberapa kali masuk dalam survei yang dilakukan lembaga survei dengan menempatkan Ridwan Kamil sebagai calon presiden (capres) 2024, yang banyak dipilih responden.
Terbaru, rilisan survei dari Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research, mendudukan Ridwan Kamil dalam posisi tiga besar tokoh nasional yang berpeluang kuat dalam bursa capres 2024.
Kang Emil meraup skor elektabilitas (keterpilihan) 13,8 persen.
Meninggalkan tokoh lainnya seperti Anies Baswedan (7,5 persen), Sandiaga Uno (6,9 persen), dan AHY (6,4 persen).
Sementara Khofifah Indar Parawansa dan Puan Maharani masing-masing mengumpulkan 1,7 persen dan 1,5 persen.
Peneliti indEX Research Hendri Kurniawan membeberkan, survei melibatkan 1.200 responden yang dilakukan pada 21-30 September 2021.
Survei dilakukan melalui percakapan telepon secara acak di berbagai daerah di Indonesia dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.