Wawancara Eksklusif
RE Menjawab: Banjir Terjadi karena Banyak Sungai-sungai Diperkecil Warga
Itu hanya bisa dihindari dengan komitmen Pemkot Bekasi untuk menyediaan embung, polder, long storage.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI -- Setelah menjawab perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bekasi, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi angkat bicara seputar antisipasi pihaknya menghadapi musim hujan tahun ini.
Hal ini disampaikan secara eksklusif dalam program "Rahmat Effendi (RE) Menjawab".
RE menanggapi semua pertanyaan warga Kota Bekasi yang masuk dan diseleksi redaksi Warta Kota Network.
Baca juga: RE Menjawab: Kejar Kekebalan Kelompok, Gelar Vaksinasi Covid-19 Secara Door to Door di 1.018 RW
Baca juga: TribunBekasi.com Sapa Masyarakat Kota Bekasi Lewat RE Menjawab
Lantas seperti apa langkah antisipasi yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi? Berikut hasil wawancaranya:
Ketika musim hujan tiba, masih ditemukan sejumlah titik banjir di Kota Bekasi. Apa pangkal persoalannya?
Di daerah khatulistiwa ini, di Indonesia ini, hanya ada dua musim yaitu hujan dan panas (kemarau--red).
Musim panas kita tidak terlalu kendala atau terdampak.
Nah musim hujan ini, antisipasinya bukan antisipasi banjir, tapi antisipasi musimnya.
Kita tahu Kota Bekasi ini, konturnya hanya 30 meter di atas permukaan laut dan spesifikasinya, dia pemanfaatan ruangnya sudah sangat full.
Dulu di Kota Bekasi ini terdiri atas rawa-rawa, sawah, lalu tegalan-tegalan itu agak tinggi, terus bukit, dan kebun karet.
Nah saat dijadikan penyangga sekitar tahun 1980-an, ini juga berdampak pada kontur.
Makanya saya bagi dua ada persoalan yang mengakibatkan banjir karena hujan itu melalui daerah aliran sungai (DAS).
Nah kalo DAS ini tidak melulu di Kota Bekasi tapi dari hululnya.
Kami ambil dua sungai dari hulunya keluar dari Kota Bekasi.
Pertama adalah Kali Bekasi, ke hulunya adalah Kali Cileungsi, ke atasnya ke Sukamakmur terus sampai ke Puncak.
Kedua adalah Kali Cikeas yang melintasi Cimanggis, Depok, terus Citeurep hingga ke Bukit Sentul.
Nah dua sungai ini bertemu di Pondok Gede Permai, di Perumahan yang sering banjir itu langsung ke Kali Bekasi.
Kedua ada yang topografi elevasi tadi akibat pembangunan yang dulu dengan pembangunan yang sekarang tentu ada perbedaan.
Peer review banjir inilah yang terus menerus pemanfaatan ruang untuk kebutuhan, kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan tempat berekspresi dan beraktivitas.
Sehingga ini memperkecil ruang tangkapan air bahkan banyak sungai-sungai yang diperkecil oleh warga, diambil badannya, jaringan sepadannya diambil, sehingga mempersempit.
Sedangkan volume air, saat curah hujan tinggi tidak berkurang, tapi luasan ini berkurang maka yang timbul adalah volume.
Saat volume lebih besar dari pada tangkapan air ya terjadi banjir.
Bicara masalah, tentu harus ada solusi. Bagaimana persiapan Pemkot Bekasi?
Itu hanya bisa dihindari dengan komitmen Pemkot Bekasi untuk menyediaan embung, polder, long storage.
Nah ini sangat mahal biayanya. Saya tiga empat tahun lalu pernah datang ke Bojonegoro karena dia (wilayahnya) sama konturnya dengan kami.
Di sana dicanangkan 1000 embung.
Kami sudah mulai berjalan seperti di Rawa Lumbu, sudah ada polder pengasinan, Bekasi Timur sudah ada Polder di Perumnas III, Galaxy Selatan.
Dan saat ini juga sedang melakukan penataan sipon BSK (Bumi Satria Kencana) untuk keluar ke Kali Bekasi, terus Bekasi Utara, Medan Satria, dan Jakasatria itu ada polder Fajar.
Pondokgede juga sudah mulai per kecamatan itu tapi tentu yang di Jatisampurna sana, itu lebih tinggi ketimbang daerah-daerah yang kecamatannya yang ada di daerah elevasinya.
Sehingga fokus utama ya tadi Timur, Rawa Lumbu, Selatan, Jatiasih, di samping Kali Bekasi memang ada sungai-sungai kecil seperti kali Buaran, Kali Cakung yang melintas Kota Bintang, Kali Sunter Perbatasan Pondokgede.
Kalau tidak salah ada tujuh yang ini berdampak pada tadi luasannya diambil, sepadannya untuk memperluas dapur, bahkan ada pos keamanan yang saat ini kita sudah punya peraturan Wali Kota (Perwal) garis badan sungai, garis badan bangunan, ya mau tidak mau secara bertahap untuk ditertibkan.
Apa yang diharapkan Pemkot Bekasi kepada warga jelang datangnya musim hujan?
Tentu peran warga ya terus kami bangun, kami bangkitkan, karena kami (Pemkot) serba terbatas.
Tapi kalau kita sama-sama guyub, menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan yang ada ini, InsyaAllah bisa tertanggani.
Terkait kegiatan warga di lingkungan masing-masing, kami dari dua bulan lalu sudah antisipasi hal itu, dengan menurunkan backhoe kecil, pengerukan termasuk tim-tim pemantauan, sudah dua-tiga bulan yang lalu. Makanya saya tidak menyebut ini antisipasi banjir tapi antisipasi musim hujan. (jos/eko)