Virus Corona Omicron Ditemukan di Arab Saudi, Jemaah Umrah Asal Indonesia Tetap Diperbolehkan Masuk?
Meskipun virus corona omicron mewabah, jemaah Umrah asal Indonesia tetap boleh masuk ke Arab Saudi.
TRIBUNBEKASI.COM - Telah ditemukan varian virus corona Omicron di Arab Saudi.
Diketahui, terkonfirmasinya virus Covid-19 omicron di Arab Saudi baru pertama kali.
Meski virus corona omicron mewabah, jemaah Umrah asal Indonesia tetap boleh masuk.
Hal itu dijelaskan Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi.
Baca juga: Kemunculan Virus Corona Omicron, Menteri Perindustrian Minta Pekerja dan Pemilik Industri Tak panik
Baca juga: Kemenkumham Ingatkan Masyarakat Waspadai Virus Omicron, Komjen Andap: Jangan Anggap Remeh Covid-19
Baca juga: Ilmuwan Ini Sebut Varian Baru Virus Corona Bernama Omicron Sangat Menakutkan, Berikut Penjelasannya
Ia mengatakan, Arab Saudi telah mengumumkan satu orang terpapar varian omicron.
Tetapi, pihaknya tidak melakukan penutupan bagi negara yang tidak terpapar omicron.
"Jemaah Indonesia masih boleh masuk. Sesuai pengumuman sebelumnya, boleh menggunakan vaksin WHO maupun vaksin yang disetujui Arab Saudi."
"Kalau disetujui WHO harus karantina, kalau disetujui Arab Saudi tanpa karantina tiga hari," kata Syam saat dihubungi, Kamis (2/12/2021).
Menurutnya, persoalan yang dihadapi jemaah umrah asal Indonesia yaitu karantina di dalam negeri yang masih terlalu lama yakni tujuh sampai 10 hari, dan kabarnya akan dinaikkan menjadi 10 hari.
"Kami harap tiga hari saja, kami pasti mau karantina. Kalau lama memberatkan juga, jadi tidak nyaman," paparnya.
"Kenapa kami minta tiga hari? Karena dari Arab Saudi harus di PCR, datang ke Indonesia di PCR lagi."
"Kalau masih negatif, masa di karantina, isolasi mandiri saja di rumah, kami juga kan ketahuan berangkatnya dari Indonesia dan hanya di Arab Saudi juga," sambung Syam.
Kronologi Penemuan Omicron
Terungkap soal kronologi penemuan virus corona omicron.
Terungkapnya virus Covid-19 omicron ini diungkap seorang ilmuwan, Raquel Viana.
Raquel Viana ialah Kepala Sains di salah satu laboratorium Covid-19 swasta terbesar di Afrika Selatan.
Raquel Viana, menceritakan kronologi saat dirinya menemukan varian Covid-19 baru bernama omicron.
Viana mengaku menemukan varian tersebut saat sedang mengurutkan genom di delapan sampel virus corona pada Jumat (19/11/2021) lalu.
Sampel yang diuji di laboratorium, lanjut Viana, semuanya mengandung sejumlah besar mutasi.
Terutama pada protein lonjakan atau spike yang digunakan virus untuk memasuki sel manusia.
"Saya cukup terkejut dengan apa yang saya lihat. Saya mempertanyakan apakah ada yang salah dalam prosesnya," kata Viana kepada Reuters.
Setelah melihat urutan genom itu, pikiran Viana langsung tertuju bahwa sampel tersebut memiliki konsekuensi besar.
Oleh sebab itu, Viana bergegas menghubungi rekannya di Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Johannesburg, pengurut gen, Daniel Amoako melalui telepon.
"Saya tidak cukup tahu bagaimana menyampaikannya kepada mereka. Bagi saya, itu terlihat seperti garis keturunan baru," kenangnya.
Kini, temuan varian Omicron di Afrika Selatan telah menyebabkan kekhawatiran global.
Imbasnya, negara-negara membatasi perjalanan dari Afrika Selatan dan memberlakukan pembatasan lain karena khawatir virus tersebut dapat menyebar dengan cepat bahkan pada populasi yang divaksinasi.
Setelah itu, Amoako dan tim di NICD bekerja keras hingga menghabiskan akhir pekan pada 20-21 November untuk menguji delapan sampel yang dikirim Viana.
Menurut mereka, semuanya memiliki mutasi yang sama.
Varian yang Baru Pertama Ditemukan
Amoako, Josie Everatt dan rekan lainnya di NICD merasa aneh dengan varian tersebut.
Bahkan, mereka sempat mengira urutan genom itu adalah sebuah kesalahan.
Namun, kemudian mereka teingat bahwa dalam seminggu terakhir, ada peningkatan Covid-19 secara tajam, yang mungkin mengindikasikan adanya mutan baru.
Selain itu, Viana telah diperingatkan akan adanya keanehan dalam sampel awal bulan ini oleh seorang rekannya.
Yakni, ada salah satu mutasi yang sekarang membedakan varian baru Omicron dari virus corona dari Delta yang dominan secara global.
"Satu-satunya varian yang mirip dengan itu adalah Alpha, dan kami belum pernah melihat Alpha (di Afrika Selatan) sejak Agustus," kenang Everatt saat mereka menguji sampel.
Pada 23 November lalu, setelah melakukan 32 pengujian di sekitar Johannesburg dan Pretoria, mereka bisa memastikan itu adalah varian baru.
"Itu menakutkan," ujar Everett.
Kasus Covid-19 di Afrika Selatan Meningkat karena Varian Omicron
Akhirnya, pada hari yang sama, tim NICD memberi tahu departemen kesehatan dan laboratorium lain di seluruh Afrika Selatan untuk melakukan pengurutan, yang kemudian mulai menghasilkan hasil serupa.
Kemudian, NICD memasukkan data ke dalam basis data sains global GISAID, dan menemukan bahwa Botswana dan Hong Kong juga telah melaporkan kasus dengan urutan gen yang sama.
Pada 24 November, pejabat NICD dan departemen memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada tahap itu, kata Viana, lebih dari dua pertiga tes positif di Gauteng, provinsi Afrika Selatan yang mencakup Pretoria dan Johannesburg, menunjukkan pengurunan gen S, tanda bahwa Omicron sudah menjadi dominan.
Imbas temuan Omicron, tingkat infeksi Covid-19 harian di Afrika Selatan diperkirakan meningkat empat kali lipat menjadi lebih dari 10.000 pada akhir minggu ini.
Hal ini diungkap oleh aalah satu spesialis penyakit menular terkemuka di Afrika Selatan, Salim Abdool Karim, pada hari Senin.
Namun, pertanyaan penting seperti seberapa baik varian ini dalam menghindari kekebalan dari vaksin, seberapa parah gejalanya dibandingkan dengan verian sebelumnya, dan bagaimana perbedaannya di antara kelompok usia masih menjadi tanda tanya.
(Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono/Inza Maliana)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Ditemukan Varian Omicron di Arab Saudi, Sapuhi: Jemaah Umrah Asal Indonesia Masih Boleh Masuk"