Info Keluarga
Trik bagi Orangtua Ajari Buah Hati Belajar Disiplin Tanpa Harus Memarahi, Membentak, bahkan Memukul
"Menjadi catatan penting bagi orangtua, bahwa dalam mendisplinkan anak perlu disesuaikan dengan tahapan usianya," kata dokter Widia
Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Dedy
"Karena di usia balita dan anak-anak, otak emosional masih dominan, maka cara terbaik untuk orangtua adalah mengambil kesempatan tersebut untuk menarik hatinya," kata Widia.
Di usia bawah 3 tahun, berikan anak perhatian yang penuh cinta. Misalnya, ketika anak menangis, gendong dan tenangkan.
Ketika anak emosional dan mengamuk, tenangkan dan beri pelukan.
"Cobalah pererat bonding dengan anak, buat anak merasa "cinta mati" dengan orangtuanya. Ketika anak merasa dicintai, mereka akan menyadari dan percaya bahwa setiap aturan serta omongan yang terucap dari orangtuanya, merupakan yang terbaik untuknya," katanya.
"Jika anak sudah merasa nyaman dengan aturan yang diterapkan, lakukan secara konsisten," kata dokter Widia lagi.
Ia juga mengatakan, ketika mengajarkan anak untuk disiplin, orangtua sebaiknya jangan terlalu keras.
"Seringkali orangtua terlalu keras ketika mengajarkan anak, namun anak sebenarnya belum memahami tujuan dari orangtua. Hal ini akhirnya hanya akan menimbulkan perasaan takut dan trauma pada diri anak," katanya.
Terkait hal itu, ketika anak diberi kekerasan baik verbal (kata-kata) atau non verbal dengan alasan untuk mendisiplinkan anak, bukannya disiplin malah menimbulkan masalah lain.
Menurut dokter Widia, rasa marah dan tantrum yang timbul dari anak bukanlah tanpa sebab.
Ada berbagai alasan yang mendasari kemarahan si kecil, sayangnya ia belum bisa mengungkapkannya dengan baik secara verbal.
Oleh karena itu, penting juga bagi orangtua untuk mengobservasi apa penyebab anak merasa emosional, kemudian barulah mencari cara untuk menenangkannya.
Apabila orangtua terlalu keras terhadap anak, ada 2 kemungkinan yang mungkin terjadi pada diri anak.
Pertama, anak menjadi takut dan menghindari orangtuanya. Jika sudah begini, bonding yang sudah terbangun mungkin akan perlahan memudar dan anak menjadi semakin jauh dengan orangtua.
Akibatnya, anak akan semakin sulit untuk menuruti perintah orangtua.
Kedua, anak justru akan semakin memberontak karena merasa emosionalnya tidak bisa tersalurkan serta dipahami oleh orangtuanya.
"Dalam jangka panjang, apabila orangtua terlalu sering membentak anak, sangat mungkin terjadi kerusakan komponen di otak anak dan menimbulkan trauma berkepanjangan," kata dokter Widia.