Berita Jakarta

Perlintasan Sebidang di Jalan Bungur Besar Ditutup, Pengendara Harus Memutar Dulu ke Jalan Garuda

“Jadi yang repot kalau lagi bawa kendaraan atau lagi buru-buru, baru terasa tuh ribetnya. Katanya kalau udah selesai (ujicoba) dibikin permanen,”

Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Dedy
Warta Kota
Perlintasan sebidang di Jalan Bungur Besar 17, Gunung Sahari Selatan, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (20/2/2022) ditutup. 

TRIBUNBEKASI.COM --- Perlintasan sebidang di Jalan Bungur Besar 17, Gunung Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (20/2/2022) ditutup.

Penutupan dilakukan dengan cara menempatkan beton bantalan rel kereta di Jalan Bungur Besar 17.

Alhasil warga hanya bisa melintas dengan berjalan kaki untuk menyeberangi perlintasan.

Sementara itu ada juga spanduk pengumuman penutupan jalan yang ditempatkan di sejumlah titik agar warga setempat mencari alternatif lain apabila menggunakan kendaraan.   

Baca juga: PT KAI Resmi Menutup Jalur Perlintasan Sebidang Jalan Yapink Putra Mekarsari per 23 Februari 2022

Baca juga: Penerapan Satu Arah di Jalan Daan Mogot Bikin Masyarakat Bingung, Anton Jadi Tersesat ke Jakarta 

“Mulai tanggal 1 Februari 2022 ujicoba penutupan JPL 16 Stasiun Kemayoran. Bagi pengguna jalan yang akan melintas agar menggunakan jalan alternatif lain,” tulis spanduk itu.

Seorang warga, Sobirin, menceritakan penutupan perlintasan sebidang yang berada persis di dekat Stasiun Kemayoran itu sudah berlangsung sejak tiga minggu terakhir.

“Itu kan ada pengumumannya, udah dari awal bulan ditutup. Jadinya yang bisa lewat cuma yang jalan kaki,” ujarnya, Minggu (20/2/2022).

Menurutnya, warga yang ingin belanja ke Pasar Kombongan dari arah seberang perlintasan maka terpaksa harus berjalan kaki karena akses jalan sudah ditutup.

BERITA VIDEO : WARGA MEKARSARI MENOLAK RENCANA PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG

“Kalau yang mereka naik motor, biasanya parkir di seberang (perlintasan sebidang). Udah gitu baru jalan kaki ke sini (Pasar Kombongan),” katanya.

Warga yang membawa kendaraan apabila ingin menyeberangi perlintasan sebidang terpaksa harus melalui jalan alternatif seiring penutupan yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

“Kalau bawa kendaraan, musti lewat alternatif Jalan Garuda. Jadi mutar dulu yang dari sana (seberang) kalau mau ke sini,” tuturnya.

Ia mencontohkan warga Jalan Bungur Besar 17 yang berada di seberang perlintasan sebidang untuk bisa menuju Jalan Bungur Besar Raya terlebih dulu harus melewati Jalan Garuda.

“Jadi yang repot kalau lagi bawa kendaraan atau lagi buru-buru, baru terasa tuh ribetnya. Katanya kalau udah selesai (ujicoba) dibikin permanen,” sambungnya.

Warga Mekarsari menolak penutupan perlintasan sebidang, ini alasannya

Warga RT 07/02 Desa Mekarsari, Tambun Selatan, menolak rencana PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menutup jalur perlintasan sebidang di Jalan Yapink Putra.

Tommy (35) seorang warga yang sering menjaga lokasi tersebut, mengatakan tak ada diskusi yang dilakukan oleh PT KAI kepada warga sebelum spanduk dipasang pada Rabu (16/2/2022) lalu.

"Enggak ada ngomong ke warga dulu. Tiba-tiba pegawai datang, bawa spanduk, terus dipasang. Kan kami kaget," ungkap Tommy di lokasi, Minggu (20/2/2022).

Hal tersebut direspons warga dengan cara memasang tiga spanduk tandingan yang berisi penolakan. Spanduk-spanduk dipasang tepat di pinggir jalan sebelum menuju ke perlintasan sebidang.

Spanduk penolakan penutupan perlintasan sebidang oleh masyarakat Desa Mekarsari.
Spanduk penolakan penutupan perlintasan sebidang oleh masyarakat Desa Mekarsari. (TribunBekasi.com)

Ia menjelaskan bahwa rencana tersebut mematikan perekonomian warga yang biasa berjaga di sekitar lokasi.

"Ada lebih dari 30 orang yang sering jaga di sini. Kalau jalan ini ditutup, ya kita makan dari mana? Kami cuma ngarep recehan warga untuk bisa makan sehari-hari," ucapnya.

Ia mengatakan penutupan pelintasan sebidang yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua itu, juga berpotensi menyebabkan kemacetan di dua titik.

Pertama, di perlintasan sebidang Gang Walet, yang terletak tak jauh dari lokasi. Kemudian di Underpass Tambun.

"Kalau ini dibuka saja, di dua titik itu sudah macet parah. Apalagi kalu ditutup? Banyaj ibu-ibu yang mau nganter anaknya sekolah, orang-orang kerja juga pada lewat sini biar ngindarin macet," ujar Tommy.

Terlebih lagi, beban volume kendaraan di perlintasan sebidang Gang Walet, sudah sangat berat lantaran juga juga dilewati oleh kendaraan roda empat.

Mengalihkan pengendara motor ke jalur tersebut dinilainya malah akan menambah masalah baru dan berpotensi membahayakan pengendara apabila terjadi kemacetan

"Di perlintasan sebidang Walet kan mobil juga bisa lewat, apalagi di sana jalannya kecil, hanya muat satu mobil. Kalau motor pads lewat sana juga, ya tambah macet di sana. Malah bahaya kalau macet pas kereta mau lewat," katanya. 

(Sumber: Warta Kota/Junianto Hamonangan/jhs/TribunBekasi.com/Rangga Baskoro/Abs)

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved