Liga 3

Seorang Pemain PCB Persipasi jadi Korban Penganiayaan di Stadion Gelora Joko Samudro Gresik

Kejadian penganiayaan terjadi usai pertandingan Gresik United vs PCB Persipasi di Babak 32 Besar Liga 3 Nasional.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: AC Pinkan Ulaan
Tribun Bekasi
Seorang pemain PCB Persipasi dianiaya seseorang yang diduga anggota panitia pelaksana (panpel) di Stadion Gelora Joko Samudro, Selasa (22/2/2022). Keterangan foto: Skuad PCB Persipasi 

TRIBUNBEKASI.COM,BEKASI SELATAN -- Pemain PCB Persipasi, Ridwan Arsya, menjadi korban penganiayaan seusai pertandingan Gresik United versus PCB Persipasi, di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Jawa Timur pada Selasa (22/2)

Pelakunya diduga salah satu panitia pelaksana (Panpel) Liga 3 Nasional di stadion tersebut.

Kabar soal penganiayaan itu viral di media sosial, dan fotonya dimuat di Story Instagram PCB Persipasi, @pcbpersipasi.

Dalam unggahan story itu memperlihatkan pemain PCB Persipasi mengeluarkan darah dari hidungnya.

"Sudah kena pukul, pas main enggak dikasih pelanggaran? Pas pertandingan selesai dipukul panitia pelaksana juga. Lu liat sampai keluar darah mulu. Sehat ni liga?," begitu tulisan dalam story tersebut.

Tepuk tangan untuk wasit

Pelatih PCB Persipasi, Maman Suryaman, membenarkan adanya aksi pemukulan tersebut. Namun dia tak mengetahui alasan panpel tersebut memukul anak asuhnya.

Padahal, kata Maman, usai pertandingan tidak ada pemainnya yang terprovokasi meski pertandingan berjalan tidak adilr.

"Ya tidak tahu kenapa dipukul. Anaknya saja tidak emosi kok. Dia sendiri tidak teriak-teriak kok, tapi selepas itu (dipukul) baru emosi mencari orang itu," kata Maman Suryaman, Rabu (23/2/2022).

Menurut Maman kejadian pemukulan terjadi setelah pertandingan berakhir.

Dialui Maman, selama pertandingan anak asuhnya itu memang melakukan tepuk tangan untuk setiap keputusan yang dibuat oleh wasit.

Hal ini dilakukan karena memang keputusan wasit dianggap berat sebelah untuk tim tuan rumah.

"Tapi kan akhirnya ributnya sama manajemen kami yang hadir. Ada anggota dewan juga yang ngamuk pada saat itu, dan ingin mencari orangnya yang pada saat itu sudah dilindungi sama polisi. Jadi berdebat dengan kepolisian," katanya.

Dilaporkan ke PSSI

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Arif Rahman Hakim, yang hadir di Gresik untuk menyaksikan pertandingan, mengatakan bahwa banyak keputusan wasit yang merugikan PCB Persipasi.

Bahkan anggota dewan dari Fraksi PDI Perjuangan ini membenarkan ada pemain PCB Persipasi yang dipukul oleh panitia pelaksana.

Padahal, menurut Arif, tugas Panpel adalah menjaga tamu-tamu yang datang. Hal itulah yang membuat Arif merasa kecewa kepada panpel di Gresik, Jawa Timur.

"Kami akan berkoordinasi dengan semua rekan Persipasi, kami akan buat laporan ke PSSI. PSSI juga tolong jangan buta mata, jangan tuli kupingnya melihat tragedi ini. Kapan kita mau berprestasi kalo masih ada yang seperti ini," kata Arif.

Arif berharap agar PSSI dapat dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi, khususnya di Liga 3 Nasional.

Sebab, lanjutnya, jika tidak segera diperbaiki tentu akan menciptakan citra buruk bagi sepakbola Indonesia.

"PSSI harus melihat kepemimpinan wasit yang kemarin memimpin pertandingan laga itu. Ini akan menjadi perihal yang buruk bagi dunia persepakbolaan Indonesia kalo dibiarin," kata Arif Rahman Hakim berapi-api.

Pada pertandingan kemarin, Laskar Patriot, julukan PCB Persipasi mengalami kekalahan 1-2, dan membuat perjalanan mereka di Liga 3 berakhir.

Sebelum pertandingan, peluang PCB dan Gresik United lolos ke Babak 16 Besar sama besar, sebab mereka sama-sama memiliki poin 3.

Sumber: Tribun bekasi
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved