Berita Nasional

Merantau dari Jakarta ke Papua, Syahril Nurdiansyah Jadi Korban Kebrutalan KKB

Syahril merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Meskipun anak bungsu, Syahril menjadi salah satu penopang ekonomi keluarga.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Ichwan Chasani
Warta Kota/Desy Selviany
Papan nisan korban KKB Syahril Nurdiansyah sudah disiapkan keluarga di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2022) 

TRIBUNBEKASI.COM — Mendiang Syahril Nurdiansyah yang menjadi korban kebrutalan  Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) merupakan sosok pemuda yang memiliki kekuataan tekad yang besar.

Pria berusia 22 tahun itu rela merantau dari Jakarta ke Papua demi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Kakak korban, Syandri Purnomo (25) mengatakan adiknya merupakan sosok yang pendiam. Ia hanya lulusan salah satu SMA di Jakarta.

Menurut Syandri, Syahril Nurdiansyah baru sekitar tiga bulan bekerja di Papua. Keberangkatannya ke Papua juga sempat tidak diketahui keluarga.

"Awalnya kita enggak tahu dia kerja sampai ke Papua. Tiba-tiba mengabari sudah bekerja di Papua, kami sempat tidak setuju karena di Jakarta juga kan banyak tempat bekerja," ujar Syandri ditemui di rumah duka kawasan Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2022).

Baca juga: Sosok Prajurit TNI Serda Rizal yang Meninggal Dunia Tertembak Akibat Serangan dari Anggota KKB Papua

Syandri mengaku tidak terlalu tahu banyak mengenai pekerjaan Syahril selama di Papua.

Syandri mengatakan, Syahril merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Meskipun anak bungsu, Syahril menjadi salah satu penopang ekonomi keluarga.

Selama bekerja di Papua, Syahril selalu membagi gajinya kepada orang tua serta kakak-kakaknya. Meskipun sudah memiliki satu anak, Syahril kerap rutin mengirim uang bulanan.

"Jadi mungkin maksudnya itu kerja di Papua. Agar bisa memberi uang lebih untuk keluarga," jelas Syandri.

Syahril sendiri besar di Gang Gatep, RT 10/ RW 06, Kelurahan Mangga Dua Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Rumahnya terletak di gang sempit berlantai dua semi permanen.

Baca juga: BSSN Dorong Kemenlu Perkuat Diplomasi Merespon Maraknya Kampanye Separatis Papua

Rutin Berkomunikasi

Syandri mengatakan keluarga selalu rutin menghubungi Syahril selama di Papua. Mereka selalu bertanya kondisi keamanan tempat Syahril bekerja.

Namun di setiap video call, Syahril selalu mengaku tempatnya bekerja aman. Ia juga selalu mengabari kondisinya baik-baik saja.

"Terakhir kami video call itu 28 Februari 2022. Dia selalu kabari kondisi di sana baik-baik saja. Makanya kami sempat tidak percaya saat mengetahui almarhum menjadi salah satu korban KKB," jelas Syandri.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved