Wawancara Eksklusif
Kepala BPBD Jawa Barat, Dani Ramdan: Sesar Lembang dan Potensi Bencana yang Ditimbulkan
Sesar Lembang itu persis di atas kota Bandung, mulai dari Padalarang, Cimahi, Kota Bandung, Lembang, sampai ke Jatinangor, Sumedang.
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Dedy
Yang saya tahu, tidak saling berhubungan antara tektonik dan vulkanik. Kalau di sini kan ada vulkanik, gunung Tangkuban Perahu, aktif juga menimbulkan kegempaan namun hanya skala lokal. Gempa sesar itu adalah gempa tektonik dan menurut teori tidak ada hubungan langsung ke vulkanik. Baik vulkanik atau tektonik, hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan yang bisa memprediksi, kapan, di mana dan berapa besar gempanya. Teknologi saat ini baru bisa mendeteksi gempa yang terjadi dan bisa merekamnya.
Saat ini Sesar Lembang masuk ke fase pra-bencana. Apa saja yang dilakukan BPBD?
Gempa akibat sesar ini yang dipersoalkan adalah gempanya. Sesarnya kan sudah fenomena alam tetapi gempa yang bisa menimbulkan kerusakan. Gempa tidak ada pencegahannya jadi kami hanya bisa menyiapkan diri. Persiapannya apa? Pertama melalui edukasi atau sosialisasi. Gempa itu, yang paling penting adalah bangunan harus tahan gempa, supaya selamat. Ini yang tengah kami support untuk bangunan pemerintah seperti kompleks agar terawasi seperti izin mendirikan bangunan.
Apalagi rumah penduduk tanpa IMB kadang-kadang tidak tahan gempa. Yang kedua ialah kami memasang papan informasi sepanjang Sesar Lembang untuk mengingatkan masyarakat. Kami sudah melakukan kajian risiko bencana dan memberikan rekomendasi untuk dilakukan RT/RW misalnya tata bangunan itu sebagai dasar perizinan untuk IMB, daerah mana yang sebaiknya tidak dibangun karena dampak gempanya, dan mana yang bisa dibangun. Itu sudah kami sampaikan ke dinas terkait untuk IMB dan kegiatan usaha. Setelah itu, karena kami tahu ada masyarakat yang tetap tinggal di situ dan dampak dari gempa Sesar Lembang bisa meluas sampai 100 km dari sesarnya sendiri adalah upaya melatih warga. Kami melakukan simulasi gempa secara rutin.
Akan sebesar apa dampaknya gempa sesar ini bila terjadi?
Ya jelas namanya bencana alam ini tergantung skalanya untuk kerugian. Kalau gempa, getarannya itu yang menyebabkan rusaknya bangunan, pohon, menara-menara, maupun bangunan tinggi lainnya yang bisa menimpa manusia. Korbannya akhirnya ke manusia.
Dalam berbagai kejadian gempa besar di Tanah Air, kami sudah lihat kerugiannya, bisa sangat besar. Ratusan atau ribuan rumah hancur, jembatan putus, jaringan listrik, migas terkendala, telekomunikasi mati. Itu kondisi terburuk yang bisa dialami. Apalagi Sesar Lembang itu sedemikian padat bangunannya, manusianya juga banyak.
Artinya kerentanannya tinggi apabila terjadi bencana besar, kerugiannya sangat besar. Di sisi lain, kami juga tidak mungkin menghentikan semua kegiatan. Makanya jalan tengahnya adalah mitigasi. Kami menyiapkan rencana kontingensi. Artinya, ketika terjadi gempa besar di Bandung, instansi-instansi atau organisasi terkait kebencanaan sudah tahu peran dan fungsinya untuk dijalankan. Langkah apa dari awal hingga pemulihan. Itu sudah kami susun dalam buku atau dokumen rencana kontingensi Sesar Lembang. Itu jadi dasar kami untuk simulasi. (raf/eko)