Wawancara Eksklusif
Kepala BPBD Jawa Barat, Dani Ramdan: Siaga Hadapi Potensi Bencana di Sesar Lembang
Dalam geseran, kata Dani, biasanya menimbulkan energi. Jika bertumpuk, itu biasanya menimbulkan gempa.
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM --- Salah satu patahan geser aktif yang menyedot perhatian pemerintah provinsi Jawa Barat yaitu sesar lembang.
Patahan geser aktif yang berada di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat ini bergeser setiap tahunnya dengan kecepatan gerak 5 milimeter (mm). Jika retakannya masif, berpotensi menimbulkan gempa besar.
Terakhir kali gempa bumi di Sesar Lembang terjadi 500 tahun lalu. Dan pada masa ini, Sesar Lembang genap memasuki siklus gempa 500 tahunan itu. Sesar Lembang pun menjadi objek yang terus dipantau dan diteliti.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Dani Ramdan, menjelaskan, sesar atau patahan itu panjang sekali. Kadang terlihat di permukaan, ada juga tertutup (di dalam) di sepanjang jalur.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1 Kilometer Sebelum Gempa Mengguncang Bayah
Baca juga: Jadi Kepala BPBD Jawa Barat, Dani Ramdan Selalu Mengingat Dua Peristiwa Ini
"Patahannya sambung menyambung, atau di satu sisi bercabang. Tetapi ada yang terlihat kasat mata dan ada yang tertutup lapisan tanah atau batu di atasnya. Sesar di Jawa Barat ada puluhan. Ada yang statis, ada yang bergeser satu sama lain, ada barat ke timur, utara ke selatan. Nah, Sesar Lembang itu persis di atas kota Bandung, mulai dari Padalarang, Cimahi, Kota Bandung, Lembang, sampai ke Jatinangor, Sumedang. Panjangnya 27 kilometer (km) dan itu aktif karena bergeser setiap tahun," papar Dani dalam wawancara eksklusif Warta Kota di kantor BPBD Jawa Barat, Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/3) lalu.
Dalam geseran, kata Dani, biasanya menimbulkan energi. Jika bertumpuk, itu biasanya menimbulkan gempa.
Setiap tahun ada terdeteksi gempa yang magnitudonya kecil, dua atau tiga magnitudo sehingga tidak terasa.
Tetapi pernah tahun 2012 dengan magnitudo 3,5 itu menyebabkan kerusakan beberapa rumah, ambruk dindingnya.
BERITA VIDEO : 5 SESAR JABAR HINGGA KEBAYA KURSI SULAM
Saat ditanya bisa sampai berapa magnitudo gempa yang ditimbulkan efek geseran di Sesar Lembang? Dani mengatakan dari riset ITB, paling mutakhir itu bisa mencapai delapan magnitudo.
Persoalannya, selain besar nanti bencananya, ditambah lagi ternyata area Bandung Raya ini, area yang berpotensi terjadi likuefaksi (fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat beban getaran gempa) juga. Karena tanah itu lengkung, bekas danau purba kan legendanya dulu.
"Secara geologinya seperti itu. Tanahnya bisa bergelombang saat terjadi gempa. Itulah memang yang menjadi kekhawatiran tapi kami menyebutnya kewaspadaan. Harus ada kesiapsiagaan menghadapi potensi itu. Memang gempa besar itu dalam historis keilmuwan, pernah terjadi 500 tahun yang lalu. Biasanya, ada teorinya kalau pernah terjadi 500 tahun, maka siklusnya akan 500 tahun lebih. Lembang itu 500 tahun lalu. Persoalannya siklus gempa 500 tahunannya itu sudah genap pada masa kini," kata mantan Plt Bupati Bekasi ini.
Dikatakan Dani Ramdan, dirinya tidak tahu apakah gempa sesar bisa memicu gempa vulkanologi dari daerah lain.
Menurut Dani, tidak saling berhubungan antara tektonik dan vulkanik. Gempa sesar itu adalah gempa tektonik dan menurut teori tidak ada hubungan langsung ke vulkanik.
Baik vulkanik atau tektonik, hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan yang bisa memprediksi, kapan, di mana dan berapa besar gempanya. Teknologi saat ini baru bisa mendeteksi gempa yang terjadi dan bisa merekamnya.
Saat ini, kata Dani, pihak BPBD Jawa Barat hanya bisa menyiapkan diri.
"Persiapannya apa? Pertama melalui edukasi atau sosialisasi. Gempa itu, yang paling penting adalah bangunan harus tahan gempa, supaya selamat. Ini yang tengah kami support untuk bangunan pemerintah seperti kompleks agar terawasi seperti izin mendirikan bangunan. Apalagi rumah penduduk tanpa IMB kadang-kadang tidak tahan gempa," ujarnya.
Yang kedua, kata Dani, ialah memasang papan informasi sepanjang Sesar Lembang untuk mengingatkan masyarakat.
Pihak BPBD Jawa Barat sudah melakukan kajian risiko bencana dan memberikan rekomendasi untuk dilakukan RT/RW misalnya tata bangunan itu sebagai dasar perizinan untuk IMB, daerah mana yang sebaiknya tidak dibangun karena dampak gempanya, dan mana yang bisa dibangun.
"Itu sudah kami sampaikan ke dinas terkait untuk IMB dan kegiatan usaha. Setelah itu, karena kami tahu ada masyarakat yang tetap tinggal di situ dan dampak dari gempa Sesar Lembang bisa meluas sampai 100 km dari sesarnya sendiri adalah upaya melatih warga. Kami melakukan simulasi gempa secara rutin," ucapnya. (raf/eko)