Berita Karawang
Katak Bertanduk Jawa, Satwa Liar Langka dan Unik Teridentifikasi di Pegunungan Sanggabuana Karawang
Tim Eksplorasi DPPS SCF mengidentifikasi satwa liar langka dan unik, yakni katak bertanduk Jawa (Javan Horned Frog) di Pegunungan Sanggabuana Karawang
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Panji Baskhara
Setiap hari, tim eksplorasi selalu pulang dari hutan membawa temuan-temuan baru.
Bahkan selalu dilaporkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Ini makin memperkaya database keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana. Eksplorasi Tim SCF ini bagian penyusunan pra kajian terkait usulan perubahan status kawasan Pegunungan Sanggabuana jadi Taman Nasional," tambah Bernard.
Dia berharap temuan-temuan ini segera direspon oleh para pemangku kebijakan.
Karena, javan horned frog ini tidak masuk di daftar satwa yang dilindung sesuai Permen 106, tettapi populasinya memang sudah jarang.
Katak bertanduk ini, jika ditemukan di Sanggabuana menjadi indikator positif.
Sebab, keberadaan katak ini sering dijadikan indikator lingkungan.
Kalau masih ada katak bertanduk, itu berarti ekosistemnya masih bagus.
Paling tidak hal ini jadi indikator juga untuk upaya pelestarian dan perlindungan yang dikerjakan SCF berada dijalur yang benar.
"Keberadaan herpetofauna sangat penting dalam rantai makanan dan menjadi bioindikator lingkungan," tutupnya Bernard.
Sesuai namanya, katak unik ini mempunyai tanduk di kepala, tepatnya diatas kedua matanya.
Kedua tanduk katak dari suku Megophrydae ini sebenarnya adalah perpanjangan dermal pada bagian mata yang menyerupai tanduk.
Tanduk palsu atau tonjolan yang merupakan perpanjangan dermal ini tidak hanya ada di atas kedua matanya, tapi juga tampak di bagian hidung yang meruncing.
Katak bertanduk jawa, di alam merupakan salah satu amphibi yang mahir berkamuflase.
Katak ini biasa bersembunyi dibalik serasah daun di dasar hutan, hingga kadang disebut katak serasah.