Info Kesehatan
Bahaya Seks Bebas Anak Remaja: Ejakulasi Dini dan HPV Hingga Lebih Fatal Menjadi Kanker Serviks
Selain perempuan, anak remaja laki-laki juga dapat terkena gangguan ketika melakukan hubungan seks bebas.
Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM --- "HPV bisa menjadi penyebab seks bebas yang dilakukan anak remaja," ujar Medical Sexologist, dr Binsar Martin Sinaga, saat live streaming Talkshow Edukasi Seksual di kanal YouTube Tribun Timur, Kamis (24/3/2022).
Dokter yang bertugas di Raditya Medical Center (RMC), Margonda, Depok, Jawa Barat menjelaskan, anak remaja perempuan yang melakukan hubungan seks bebas, rentan terhadap virus papiloma manusia atau yang dikenal HPV.
Virus tersebut akan menyebabkan peradangan di mulut rahim, hingga yang lebih fatalnya menjadi kanker serviks.
Selain perempuan, anak remaja laki-laki juga dapat terkena gangguan ketika melakukan hubungan seks bebas.
Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual di Bekasi Tahun Lalu Cukup Tinggi, Paling Banyak di Bekasi Timur dan Utara
Baca juga: Polisi Ungkap Kasus Prostitusi Online, 9 ABG Masih Dibawah Umur Dijadikan Pekerja Seks Komersial
"Gangguan ejakulasi dini akan menjadi permasalahan cukup serius bagi anak remaja laki-laki yang melakukan hubungan seks bebas," ucap dokter yang saat live streaming mengenakan kaus kerah berwarna kuning.
Selain hubungan seks bebas, terlalu sering masturbasi juga menjadi faktor adanya gangguan ejakulasi dini bagi anak remaja laki-laki.
Dokter Binsar mengatakan, ejakulasi dini akan menjadi gangguan yang dialami hingga menikah.
Dikhawatirkan keluhan tersebut membuat rumah tangga setelah menikah menjadi terganggu, karena pasangan menikah akan membandingkan aktivitas seksual dengan pasangan sebelum menikah.
BERITA VIDEO : ANAK REMAJA BERHUBUNGAN SEKS BEBAS, BAGAIMANA ORANGTUA MENANGANINYA?
Adanya perbandingan aktivitas seksual tersebut rentan terjadi perselingkuhan, dengan mencari lawan seksual yang dianggap lebih memuaskan.
Pendampingan orangtua sangat diperlukan saat anak memasuki usia remaja (11-12 tahun). Rentang usia tersebut biasanya memasuki masa pubertas pada anak.
Berikut beberapa poin yang sebaiknya diperhatikan orangtua dalam mendampingi anak saat memasuki usia remaja:
1. Orangtua jangan pernah menghakimi dan mengindoktrinasi anak. Penghakiman dan indoktrinasi akan membuat anak menjadi trauma.
2. Orangtua jangan menganggap dan memberikan pemahaman bahwa seks merupakan hal yang tabu dan dosa.
3. Jelaskan secara perlahan kepada anak, tentang resiko jika melakukan seks bebas saat belum cukup umur.
4. Mengalihkan kebutuhan seksual anak ke hal-hal yang positif (olahraga, mengerjakan hobi anak, dan lain sebagainya).
Beberapa poin tersebut menjadi sorotan penting dari Dokter Binsar di akhir talkshow.
(Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Leonardus Wical Zelena Arga/M36)