Berita Bekasi
Kisah 2 PPSU Kota Bekasi Kembalikan Dompet ke Pemiliknya, Alasannya Membuat Hati Meleleh
Wendi dan Ali mengembalikan dompet dan kartu identitas ke pemiliknya. Yang punya kaget karena masih ada orang baik.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI SELATAN -- Tindakan Ali dan Wandi mendapat acungan jempol, karena mau meluangkan waktunya untuk mengembalikan dompet dan isinya, yang mereka temukan di sebuah taman ke pemiliknya.
Ali dan Wandi adalah Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) di Pemerintah Kota Bekasi. Mereka sedang bertugas ketika menemukan sebuah dompet di Jalan Cut Meutiah.
Berdasarkan kartu identitas di dalam ompet yang ditemukan oleh Ali dan Wandi itu, pemiliknya juga warga Bekasi bernama Nita.
Kecopetan
Menurut Nita, dia kehilangan dompet itu pada Sabtu (25/6), ketika berkunjung ke salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bekasi.
"Jam 16.10 saya masih sempat melakukan transaksi debit. Lalu 16.15 saya cek lagi, ternyata dompet saya sudah hilang dari tas," kata Nita pada Minggu (26/6/2022).
Menyadari dompetnya hilang, dirinya langsung memblokir kartu ATM dan kartu kredit miliknya.
Nita menceritakan bahwa dia mendapat informasi dari pihak bank terdapat ada 8 kali percobaan menarik uang yang gagal di kartu kreditnya, dan 3 kali percobaan menarik uang yang gagal melalui kartu ATM-nya.
Menurut Nita, di dalam dompetnya tersebut terdapat beberapa kartu identitas penting, seperti identitas diri, NPWP, STNK, SIM, serta uang Rp5 juta.
Setelah kejadian itu Nita langsung membuat laporan ke Kepolisian.
"Nah setelah itu saya lapor ke Polsek Bekasi Selatan karena ada beberapa surat penting didalamnya," katanya.
Masih ada orang baik
Pada Minggu (26/6) Nita terkejut dengan kedatangan dua orang PPSU, yang kemudian diketahui bernama Ali dan Wandi.
Keduanya mengatakan ingin mengembalikan dompet milik Nita, yang ditemukan di sebuah taman dalam kondisi isi dompet berserakan.
"Cash money-nya pasti sudah hilang, ATM-nya sudah hilang, masih sisa 1 CC (credit card) saya, tapi semua data diri saya masih ada. Dari mulai SIM, KTP, dan lain-lain masih ada. Cuma di dalamnya itu juga ada beberapa identitas diri punya orang lain," katanya.
Nita pun menyatakan berterima kasih kepada kedua PPSU itu, karena mereka peduli untuk mengembalikan dompet dan identitas diri di dalamnya.
"Saya juga thanks ke mereka, karena ini saya amazing masih ada orang-orang seperti ini, untuk bisa antar ke rumah," ujar Nita.
Saat nyapu taman
Ali menceritakan kronologis penemuan dompet itu. Saat itu rekannya, Wandi, tengah membersihkan kawasan Jalan protokol Jalan Cut Meutia, sekitar pukul 08.00 pada Minggu (26/6).
Ketika bekerja itu Wandi melihat sebuah dompet dalam kondisi terbuka, dan isinya berserakan di sekitarnya. Kemudian diambilah dompet beserta beberapa kartu identitas di dekatnya.
"Pas diambil teman saya bilang ke saya, 'Li saya nemu dompet nih, ada dokumen pentingnya. Ada SIM, STNK'. Nah saya akhirnya inisiatif, 'Ya sudah pulangin aja ke alamatnya, ada kan?' Akhirnya saya berdua berinsiatif untuk balikin itu dompet, beserta isinya," kata pria berusia 33 tahun itu.
Ali menyatakan dia hanya berpatokan kepada e-KTP yang ditemukan, di mana nama yang tercantum aalag Nita.
Dengan berboncengan sepeda motor, Ali dan Wandi bergegas ke rumah pemilik KTP itu usai menyelesaikan pekerjaan mereka.
Tak mau orang kesulitan
Alasan Ali mengembalikan dompet dan kartu identitas yang ditemukan itu karena berkaca ke pengalamannya sendiri.
Dia mengaku kesulitan mengurus kartu identitas yang hilang, dan dia tak ingin orang lain mengalami nasib seperti itu.
"Waktu itu saya juga pernah mengalami kehilangan dompet juga. Mengurus KTP, SIM itu kan sulit ya. Apalagi saya yang kerja gini, kadang waktunya juga susah, enggak ada waktu. Nah saya kasihan di situ. Namanya kehilangan dompet, terus dokumen penting ngurusnya lagi kan susah ya," ujarnya.
Pria yang sudah bekerja sebagai petugas PPSU sejak 2009 menyatakan bukan kali pertama dirinya melakukan hal serupa, mengembalikan identitas diri yang ditemukan di jalan. Bahkan Ali sudah tak tahu berapa kali dia melakukan itu.
Ajaran orangtua
Namun, kata Ali, banyak beberapa orang meragukan niatnya ini, dan menuding dia hanya untuk meminta belas kasih ataupun imbalan.
Tentu saja Ali membantah keras anggapan itu, karena dia melakukan itu dengan ikhlas, sesuai apa yang diajarkan oleh orangtuanya dulu.
"Ya disangka kita minta imbalan gitu. Padahal saya enggak pernah niat minta imbalan. Ibarat kalau misalnya saya begini kan nantinya ada yang bantu juga. Karena orangtua saya juga ngajarinnya begitu," tandasnya.