Berita Bekasi
Ggara-gara Wabah Penyakit Mulut Kuku, Pedagang Hewan Kurban di Rawalumbu Ini Pilih Jualan Kambing
Sejak puluhan tahun berjualan hewan kurban, dirinya baru tahun ini tidak lagi menjual hewan ternak sapi.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, RAWALUMBU --- Dampak kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyebar di beberapa wilayah Indonesia, termasuk juga Kota Bekasi, membuat beberapa pedagang hewan kurban terpaksa harus mencari solusi agar tidak merugi.
Seperti yang dilakukan oleh Udin (37) salah satu pedagang hewan kurban musiman di Rawalumbu, Kota Bekasi.
Sejak puluhan tahun berjualan hewan kurban, dirinya baru tahun ini tidak lagi menjual hewan ternak sapi.
Baca juga: Pemkab Bekasi Targetkan 1.700 Hewan Ternak Terima Vaksinasi PMK
Baca juga: Antisipasi Penularan PMK Jelang Idul Adha, Tim DPKP Karawang Terus Pantau Peternak dan Bandar Sapi
Hal ini dilakukan oleh Udin, lantaran tak mau ambil resiko terkait wabah PMK.
Apalagi kasus PMK lebih dominan ditemukan pada hewan ternak jenis sapi.
Maka dari itu, Udin memilih hanya untuk menjual kambing sebagai hewan kurban.
BERITA VIDEO : IMBAS WABAH PMK, PENGIRIMAN HEWAN KURBAN JADI LAMBAT
"Kalau sekarang kan lagi musim sapi PMK, jadi saya tidak berani karena resikonya gede,buka satu juga dua juga tapi puluhan juta, kalo kambing kan bisa ringan dikit lah (ruginya) yang penting pelanggan jangan sampai hilang," kata Udin ditemui, Kamis (30/6/2022).
Diungkapkan oleh Udin, jika berkaca pada tahun lalu dirinya biasa menjual sebanyak 20 ekor sapi, dan 90 ekor kambing.
Hanya saja, di tahun ini dirinya lebih mengurangi porsi penjualan yang diperuntukan bagi pelanggannya.
"Tahun lalu sampai 90 ekor kambing. Kalau sekarang ga sampai segitu. Hanya 56 ekor. Itu juga sengaja kita kurangin, ya alasannya yang penting kita jangan menghilangkan jejak pelanggan gitu aja," katanya.
Meskipun diakui omset penjualan tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu.
Diungkapkan Udin hal ini sudah menjadi resikonya dan sudah dipikirkan matang-matang.
Maka dari itu jumlah hewan kurban yang ia jual pun lebih sedikit, serta tak lagi menjual hewan ternak jenis sapi
"Sapi kan ada gejala ya, terus satu mobil/truk itu kan ibaratnya kan ga sakit ya, terus ada yang sakit satu itu semuanya bisa kena gitu. Dari pada kita ambil resiko yang gede mending kita ambil yang ringan aja," ujarnya.