Berita Nasional
Menparekraf Sebut Pariwisata Berbasis Masyarakat Kunci Utama Terciptanya Pariwisata Berkelanjutan
Untuk menjaga keberlanjutan dan kualitas destinasi Desa Wisata Silokek, Kemenparekraf akan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait.
Untuk menuju desa tersebut, wisatawan menempuh jarak 140 km atau sekitar 4 jam 2 menit dari bandara Internasional Minangkabau, Padang.
Baca juga: Isak Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Jenazah Pelawak Rini S Bon Bon
Baca juga: Meski Gagal di Piala AFF U-19, Shin Tae-yong Nilai Performa Timnas U-19 Meningkat
Bicara potensi wisata, desa tersebut memiliki keindahan alam seperti Ngalau (goa) Basurek.
Itu merupakan goa yang terbentuk akibat pelarutan (hilangnya sebagian batu akibat air) sehingga membentuk ornamen-ornamen goa yang unik dan menarik.
Ngalau Basurek memiliki panjang sekitar 250 meter.
Tidak hanya keunikan dan keindahan goa saja, tetapi juga terdapat nilai sejarah yang tertinggal di masa penjajahan Belanda dan Jepang, dimana juga menjadi saksi jalur perdagangan dan syiar agama Islam dari Selat Malaka ke Sumbar.
Sementara destinasi wisata buatan, Desa Silokek memiliki walkboard sepanjang 500 meter yang terbuat dari kayu lokal, menjadi tempat pejalan kaki untuk menikmati pemandangan pesawahan, bukit, dan pegunungan serta satwa yang dilindungi seperti Siamang dan Burung Rangkong, juga kelelawar.
Baca juga: Disperindag Kota Bekasi Masih Tunggu Instruksi Terkait Distribusi Minyak Goreng Kita
Baca juga: Diduga Selewengkan Dana Kompensasi Korban Lion Air, Pendiri ACT Ahyudin Kembali Diperiksa Bareskrim
Di sini juga terdapat menara pandang, camping ground, toilet, dan musala.
Wisatawan dapat menikmati destinasi arung jeram di Silokek sejauh 4,5 km.
Komunitas arum jeram Desa Silokek kerap mengikuti kompetisi level nasional dan internasional seperti, Geofest Silokek Rafting 2021 dan Silokek Geofest Rafting World Cup 2019.
Pemandu rafting Silokek pun telah mempunyai sertifikasi pramuwisata Indonesia (LSP Pramindo).
Desa Silokek memiliki 18 lokasi panjat tebing dengan karakteristik yang berbeda.
Komunitas panjat tebing Kabupaten Sinjunjung yang berkolaborasi dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia Kabupaten Sijunjung, bersama mengembangkan salah satu kegiatan wisata dan olahraga profesional itu di Desa Silokek.
Baca juga: Sudah Empat Hari, Harga Emas Batangan Antam Senin Ini Masih Dibanderol Segini, Simak Daftarnya
Baca juga: Belum Resmi Cerai, Nathalie Holscher Sebut Sudah Punya Kesepakatan dengan Sule
Desa Silokek juga memiliki beragam jenis tarian tradisional, salah satunya Tari Dulang.
Tarian tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat Silokek semasa zaman dulu yaitu pendulang emas yang dilakukan secara manual untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Lalu, ada Talempong Kayu. Itu merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari kayu khusus yang diambil dari hutan di Nagari Silokek dan Durian Gadang membuat alat musik ini sangat unik dan langka.