Berita Bekasi
Ada Koperasi Resmi, Plt Wali Kota Bekasi Imbau Pelaku UMKM Jangan ke Koperasi Ilegal Apalagi Pinjol
"Koperasi merupakan soko guru perekonomian, yang dimana kehadirannya dapat membantu para pelaku UMKM untuk memulai usaha," kata Tri Adhianto
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI SELATAN --- Para pelaku usaha khususnya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dapat lebih bijak dalam menggunakan jasa Koperasi di Kota Bekasi.
Menurut Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, saat ini ada sekitar kurang lebih 1.200 koperasi yang tergabung di Dinas Koperasi Kota Bekasi.
Dengan kehadiran koperasi itu tentu diharapkan membantu warga untuk memulai suatu usaha.
Baca juga: Belasan Gerai Sudah Menjual Produk UMKM Kota Bekasi, Plt Wali Kota: Allhamdulillah, Terima Kasih
Baca juga: Bantu UMKM dalam Pembuatan Nomor Induk Berusaha, DPMPTSP Karawang Siapkan Tim Pendamping
"Koperasi merupakan soko guru perekonomian, yang dimana kehadirannya dapat membantu para pelaku UMKM untuk memulai usaha," kata Tri Adhianto, Selasa (12/7/2022).
Menurut Mas Tri sapaan Tri Adhianto, jika keberadaan koperasi juga membantu pelaku usaha agar tidak melakukan peminjaman di koperasi ilegal maupun bahkan yang marak saat ini yaitu pinjaman online yang tidak diketahui jelas legalitasnya.
Maka dari itu, dirinya juga meminta kepada pengurus UKM untuk dapat memberikan edukasi kepada masyarakat terkait bijak dalam menggunakan jasa koperasi, edukasi terkait penggunaan kredit produktif bukan untuk yang berbasis konsumtif.
BERITA VIDEO : OPAK ANGIN ACIN DISUKAI HINGGA MANCANEGARA
"Jadi pengurus harus memberikan edukasi pula kepada calon pengguna jasa koperasi, harapannya kredit yang kita berikan adalah kredit yang produktif bukan kredit yang konsumtif, agar masyarakat dapat menumbuh kembangkan usaha yang hendak ingin dijalani," katanya.
Tri berharap Dinas Koperasi UKM dapat memberikan motivasi para pelaku UMKM untuk berperan serta menumbuhkan perekonomian di Kota Bekasi yang berimplikasi pada kemajuan ekonomi Kota sekaligus membuka lapangan-lapangan pekerjaan baru.
Dorong pedagang dan UMKM melek digital
Era digitalisasi di Ibu Kota Jakarta sebagai kota global semakin berkembang pesat.
Tak hanya kaum kantoran saja yang berinteraksi dengan dunia digital, para pedagang di pasar tradisional pun kini mulai akrab dengan perkembangan teknologi.
CEO dan Co-founder Titipku, Henri Suhardja, mengungkapkan terdapat dua indikator yang mendukung Jakarta sebagai kota global.
Baca juga: Dilantik Kemendagri Jadi Ketua Umum KADIIFA, Anna Mariana Janji Angkat Produk UMKM Lebih Baik
Pertama, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus selalu didukung pemerintah dalam setiap perubahan.
"Pedagang berasal dari rakyat, dan kekuatan ekonomi kita ada di UMKM. Bukan perusahaan besar yang ada di jalan besar itu," ujarnya dalam talk show 'Jakarta Kota Global' di Ruang Bappeda DKI Jakarta, Jakarta Pusat pada Kamis (7/7/2022).
BERITA VIDEO : TALKSHOW NASIONAL "JAKARTA KOTA GLOBAL"
Kedua, semua pedagang tradisional harus mengikuti kemajuan zaman.
Sebab, percepatan akses digital di Jakarta sangat masif.
"Ya kami bersyukur karena banyak sekali kemajuannya. Peningkatan transaksi di pasar tradisional meningkat pesat. Jadi pedagang yang enggak masuk online, akhirnya masuk," ucap pria asal Yogyakarta ini.
Talk show ini dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Reda Manthovani dan CEO Titipku Henri Suhardja.
Dua perspektif Jakarta Kota Global
Terdapat dua perspektif Jakarta sebagai kota global menurut Wakil DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani.
"Perspektif yang pertama adalah pendidikan. Jadi ada suatu sistem di mana kita bisa menciptakan lingkungan kelas menjadi seperti di museum," ujar Zita dalam paparannya saat diskusi dengan tajuk 'Jakarta Kota Global' di Ruang Pola Bappeda DKI Jakarta Gedung Blok G, Jalan Medan Merdeka Selatan 8-9, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (7/7/2022).
Zita mengatakan, dengan sistem tersebut saat anak-anak masuk ke kelas, mereka sudah tahu ingin belajar materi apa.
Apabila mereka ingin belajar sains, maka diarahkan ke tempat sains. Lalu, apabila ingin belajar IPS, mereka diarahkan ke tempat IPS, dan sebagainya.

Lebih lanjut Zita bercerita, saat ini anak-anak sudah bisa langsung menjawab dengan cepat ketika ditanya tempat jalan-jalan.
"Saya suka nanya ke anak saya, kak mau jalan-jalan ke mana? Sekarang jawabnya cepat, misalnya ke Tebet Eco Park. Terus ada juga perpustakaan," ujar Zita.
Jadi memang banyak fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebagai ibukota bagi anak kecil.
Lebih lanjut bagi pendatang yang dari luar Jakarta, semakin dipermudah dengan transportasinya.
"Kalau dulu pasti masuk ke Jakarta nyasar. Sekarang enak sudah ada transportasinya. Sudah ada jaklingko terkoneksi, jadi itu salah satu indikator bahwa Jakarta perlahan menjadi kota global," ujar Zita.
Perspektif kedua Jakarta sebagai kota global adalah perspektif legislator.
Walaupun pendukung Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta, Zita kerap memberikan masukan.
"Kita lihat dari definisinya Jakarta sebagai global city. Kuncinya adalah gobal city itu sebagai pusat urbanisasi. Pusatnya kota Jakarta nih dengan keunikan nilai-nilai," ujar Zita.
BERITA VIDEO : TALKSHOW JAKARTA MASA DEPAN
Lebih lanjut Zita menjelaskan, nilai paling penting adalah keunikan yang fungsinya sebagai suatu hak atau konektor ke sistem ekonomi global.
Jadi menurutnya, Jakarta sudah menjadi kota global yang mempunyai nilai-nilai yang bisa dijadikan indikator.
"Indikator yang pertama, kota global adalah kota yang bisa dinikmati warganya dari fasilitas publik dan pelayanannya. Fasilitas publik pertama yang paling kita bisa nikmati siapapun fasilitas pejalan kaki," ujar Zita.
Zita memberikan contoh di kawasan Sudirman sudah nyaman untuk jogging dan terbukti banyak orang yang berada di kawasan tersebut untuk sekedar menikmati Jakarta.
Indikator kedua adalah kurang dari empat tahun DKI Jakarta telah merevitalisasi trotoar sepanjang 341 kilometer.
Lebih lanjut Zita menginformasikan, sudah tersedia jalur khusus pengguna sepeda, sehingga nyaman bagi pesepeda.
"Indikator yang ketiga, transportasi publik atau gunakan listrik hybird. Bahwa ada 30 bus listrik, sedikit sih tetapi is a good start karena kalau kemarin kita ke London dan sebagainya targetnya 5 tahun lagi sudah penuh 100 persen," ujar Zita.
Lalu, Zita juga melihat sistem jaklingko merupakan sistem transportasi canggih yang sudah terintegrasi.
"Selanjutnya, ini yang paling penting. Enggak bisa dibilang kota global kalau enggak ada taman," ujar Zita.
Sebagai informasi, diskusi dengan tajuk 'Jakarta Kota Global', juga dihadiri beberapa narasumber lainnya.
(Laporan Wartawan TribunBekasi.com, Joko Supriyanto/Jos/Wartakotalive.com, Indri Fahra Febrina/M35/Leon Wical/M36)