Berita Bekasi
Dua Faktor Ini Jadi Penyebab Kota Bekasi Minim Tenaga Pengajar SD dan SMP
Yanti menjelaskan guru-guru yang memasuki masa pensiun menambah permasalahan minimnya tenaga pendidik untuk SD dan SMP negeri.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI SELATAN --- Kota Bekasi kini menghadapi permasalahan kekurangan tenaga pendidik untuk sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Hal itu menyusul ratusan guru yang memasuki masa purna tugas di tahun ini.
Kepala Sub Bagian Kepegawaian Dinas Pendidikan Kota Bekasi Yanti Mariawati mengatakan setidaknya di tahun ini ada 400-an guru memasuki masa purna tugas.
BERITA VIDEO : GURU HONORER MENANGIS DI PELUKAN MENDIKBUDRISTEK NADIEM MAKARIM
"Ada sebanyak 300 sampai 400-an lah kurang lebih. Itu semuanya ya untuk SD dan SMP," kata Yanti saat dikonfirmasi, Kamis (14/7/2022).
Yanti menjelaskan guru-guru yang memasuki masa pensiun menambah permasalahan minimnya tenaga pendidik untuk SD dan SMP negeri.
Terlebih lagi, beberapa guru juga meninggal dunia ketika pandemi Covid-19 mewabah.
"Rata-rata di setiap sekolah itu hampir semua kekurangan guru untuk tingkat SD dan SMP. Kecuali TK karena sudah terpenuhi. Karena dari adanya kekurangan itu, banyak guru yang pensiun ataupun meninggal dunia karena Covid-19, jadi kami semakin banyak kekurangan," tuturnya.
Baca juga: Kabar Gembira, Guru Honorer di Karawang Dapat Prioritas Penerimaan PPPK 2022, Ini Kategorinya
Baca juga: Hebat, Guru SMK di Karawang Cipatakan Water Injection System, Bikin BBM Motor Irit Dua Kali Lipat
Terdapat tiga atau lima tenaga pengajar yang kosong dalam satu sekolah.
Hal itu menyebabkan banyak guru-guru yang harus merangkap mata pelajaran atau mengajar di beberapa kelas.
"Ya bisa kurang satu, kadang sampai lima ada. Tergantung guru itu per mata pelajaran. Karena di sekolah sendiri banyak yang pensiun," kata Yanti.
Kekurangan tenaga pendidik dikarenakan anggaran untuk belanja pegawai dari Pemkot Bekasi tak memadai sehingga guru-guru di sejumlah sekolah diharuskan merangkap mata pelajaran.
"Sekarang itu kita tidak bisa memenuhi dari guru honorer, karena itu kan menyangkut ke penghasilan mereka, misalkan mereka kita terima, gajinya dari mana? Jadi sekolah juga kan harus mempertimbangkan hal itu, sebenarnya banyak yang ngelamar kesini (disdik) tapi kita tolak, kecuali kalau memang kita ada di anggarakan untuk itu bisa," ucapnya.
Tak ada anggaran belanja pegawai
Kepala Kepala Sub Bagian Kepegawaian Dinas Pendidikan Kota Bekasi Yanti Mariawati mengatakan keterbatasan anggaran untuk menggaji tenaga pendidik jadi alasan utama minimnya tenaga pendidik di tingkat sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/Ilustrasi-gurutenaga-pendidikpengajak.jpg)