Berita Jakarta
Cegah Pelecehan Seksual di Transjakarta Sistem Pembayaran Tiket akan Diubah jadi Account Based (ABT)
Sistem ticketing dan pembayaran Transjakarta akan diubah ke sistem account based.
Penulis: Indri Fahra Febrina | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, melalui Dinas Perhubungan, akan memperbaiki layanan angkutan umum untuk mecegah terjadinya pelecehan seksual.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengungkapkan, pihaknya akan mencoba mencegah kasus pelecehan seksual dengan memperbaiki layanan ticketing dan sistem pembayaran.
Pembayaran tiket yang semula chip based atau berbasis chip akan diubah menjadi account based atau akun pengguna berdasarkan identitas.
"Nantinya ada perubahan menjadi account based ticketing (ABT) untuk seluruh layanan tiket angkutan umum. Yang sebelumnya chip base jadi account based ticketing," kata Syafrin di Halte Transjakarta Harmoni, Gambir, Jakarta Pusat pada Jumat (5/8).
Adapun identitas pengguna transportasi umum akan terekam ketika menggunakan accout based ticketing.
Pengenalan wajah
Pemprov DKI Jakarta juga mengembangkan pengenalan wajah (face recognition) dalam sistem pembayaran angkutan umum.
"Sehingga jika ada pelanggan yang melakukan pelecehan seksual, langsung ter-record wajahnya," ujar Syafrin.
Nantinya pihak Transjakarta lebih mudah mengidentifikasi pelaku pelecehan seksual, dan melarangnya naik transportasi umum.
Untuk informasi, PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta berkomitmen mencegah pelecehan seksual melalui kampanye "Stop Pelecehan Seksual".
Kampanye tersebut sebagai penanda awal Transjakarta mencegah terjadinya tindakan asusila di dalam bus Transjakarta.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, berharap aduan pelecehan seksual berkurang semenjak ada kampanye "Stop Pelecehan Seksual".
Pos pengaduan
Adapun wujud nyata dari kampanye tersebut yaitu memasang stiker yang bernarasi pencegahan pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta.
Kemudian TransJakarta juga menambah petugas di halte dan bus untuk menggagalkan sekaligus memantau terjadinya pelecehan seksual.