Kenaikan harga BBMM
Pasca Kenaikan Harga BBM, Harga Tiket Bus di Terminal Poris Plawad Naik Hingga 30 Persen
"Kami langsung menaikan harga tiket, karena memang bahan bakar yang digunakan oleh bus kami, jenis solar, juga ikut naik," imbuhnya.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM --- Menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Sabtu (3/9) kemarin, sejumlah Perusahaan Otobus (PO) di Terminal Poris Plawad, Tangerang, ikut menaikan harga tiket bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Kenaikan harga tiket pun beragam, mulai dari 10 persen hingga 30 persen, dari harga sebelumnya.
Seorang pengurus tiket PO Sudiro Tungga Jaya, Iis Sundari, mengatakan, kenaikan harga tiket tersebut berlaku sejak pemerintah meresmikan harga baru BBM.
"Iya harga tiket untuk PO Bus Sudiro Tungga Jaya langsung naik kira-kira satu jam setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM," ujar Iis Sundari saat diwawancarai Wartakotalive.com, Minggu (4/9/2022).
"Kami langsung menaikan harga tiket, karena memang bahan bakar yang digunakan oleh bus kami, jenis solar, juga ikut naik," imbuhnya.
Iis menerangkan, PO Bus Sudiro Tungga Jaya, menaikan harga tiket mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu.
Baca juga: Lebih Mahal Pertalite, Harga BBM Vivo Revvo 89 Cuma Rp 8.900, Ini Daftar Lokasi SPBU Vivo di Jakarta
Baca juga: Imbas Kenaikan BBM, Organda Kota Bekasi Tetapkan Tarif Sementara Angkutan Umum Naik Rp 500-1000
Variatifnya kenaikan harga tiket itu, menyesuaikan jarak atau wilayah yang dituju oleh para penumpang.
Untuk perjalanan menuju wilayah Jawa Tengah, kenaikan harga berlaku sebesar Rp 30 ribu. Sedangkan untuk tiket perjalanan dengan tujuan Jawa Timur, meningkat hingga Rp 50 ribu.
"Bus tujuan Jawa Timur seperti Madiun dan Ponorogo itu harga tiketnya naik Rp 50 ribu, sedangkan bus yang menuju Jawa Tengah seperti Yogyakarta dan Semarang, harganya naik Rp 30 ribu," kata dia.
BERITA VIDEO : KENAIKAN HARGA BBM PICU KENAIKAN HARGA TIKET BUS AKAP DI BEKASI
"Jadi kenaikan harga tiketnya enggak dipatok sama rata, tergantung daerah tujuannya masing-masing kemana," sambungnya.
Menurutnya, melonjaknya harga tiket PO bus tersebut mendapat komplain dari para calon penumpang.
Mayoritas, penumpang yang mengeluhkan kenaikan harga tiket itu adalah penumpang yang hendak pulang ke kampung halaman secara ramai-ramai.
Namun demikian, setelah diberikan pemahaman akan penyebab naiknya harga tiket, para penumpang umumnya memahami dan memaklumi.
"Dengan harga tiket naik ini banyak yang komplain itu pasti, biasanya yang komplain itu yang berangkatnya borongan (bersama). Karena, biaya Rp 1 juta yang bisanya untuk 5 penumpang, tapi sekarang cuma bisa 4 orang saja," tuturnya.
"Tapi alhamdulillah, setelah kita berikan penjelasan bahwa harga tiket naik karena BBM, para penumpang mengerti dan menerima," terangnya.
Akan tetapi, kenaikan harga tiket itu belum berdampak pada jumlah penumpang dan juga bus yang beroperasi secara keseluruhan.
Menurutnya, hal itu disebabkan oleh masa waktu kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah baru berlangsung satu hari.
Ia memperkirakan, pergerakan jumlah penumpang baru terlihat pada saat libur Tahun Baru 2023 mendatang.
"Kalau saat ini, belum kelihatan jumlah penumpang itu naik atau turun, karena baru satu hari kan (naiknya harga tiket)," ucapnya.
"Mungkin nanti menjelang libur Hari Raya Natal 2022 dan Tahun 2023 baru kelihatan, jumlah penumpang itu naik atau justru menurun drastis, karena momen mudik biasanya saat itu," jelas Iis Sundari.
(Sumber : Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Gilbert Sem Sandro/m28)