Film Jepang
Daftar Film Jepang Tersedih Rekomendasi Google, Mulai dari Sky of Love Hingga Hachiko Monogatari
Berikut ini kumpulan film Jepang tersedih dari hasil rekomendasi Google yang cocok disaksikan bersama keluarga dan pasangan.
Penulis: Panji Baskhara | Editor: Panji Baskhara
TRIBUNBEKASI.COM - Banyak film Jepang yang bisa dijadikan refrensi untuk ditonton bareng keluarga dan pasangan.
Namun, siapkan tisu untuk mengusap air mata bila menyaksikan film Jepang yang mengisahkan tentang kesedihan.
Kali ini TribunBekasi.com merangkum kumpulan film Jepang tersedih menurut rekomendasi Google, Senin (26/9/2022).
Berikut ini, sederet film Jepang sedih lengkap dengan sinopsis singkatnya hasil rekomendasi Google saat ini:
Baca juga: Deretan Film Romantis Populer Berlatar Jepang Menarik Ditonton, Ada Memoirs Of A Geisha Hingga Ponyo
Baca juga: Kumpulan Film Action Berlatar Jepang, Mulai dari Initial D, Kate, Rurouni Kenshin, Hingga Battleship
Baca juga: Deretan Film Jepang Terbaru 2022 Bergenre Drama Percintaan, dari Wonderful Queen Hingga Sudden Show
1). Sky of Love (Koizora) (2007)
Sky of Love atai Koizora (恋空 Koizora, lit: Sky of Love) adalah film 2007 berdasarkan dari novel dengan nama yang sama.
Film ini disutradarai oleh Natsuki Imai dan dibintangi Yui Aragaki dan Haruma Miura.
Koizora memulai debutnya di box office Jepang pada 3 November 2007 itu meraup total US $ 36.684.020 di box office Jepang dan internasional.

2). Grave of the Fireflies (1988)
Grave of the Fireflies (bahasa Jepang: 火垂るの墓 Hepburn: Hotaru no Haka) adalah sebuah film tragedi perang animasi Jepang tahun 1988 yang berdasarkan pada cerpen semi-autobiografi bernama sama tahun 1967 karya Akiyuki Nosaka.
Film tersebut ditulis dan disutradarai oleh Isao Takahata, dan dianimasikan oleh Studio Ghibli untuk penerbit cerita tersebut Shinchosha Publishing.
Film tersebut menampilkan Tsutomu Tatsumi [ja], Ayano Shiraishi , Yoshiko Shinohara dan Akemi Yamaguchi.

Belatar belakang kota Kobe, Jepang, film tersebut mengisahkan cerita dua bersaudara, Seita and Setsuko, dan perjuangan mereka untuk bertahan hidup pada bulan-bulan akhir Perang Dunia Kedua.