Berita Nasional

Bantuan Langsung Tunai Dinilai Mampu Mengatasi Multiplier Effect Kenaikan Harga BBM

Pemerintah salurkan BLT BBM sebagai respons kenaikan BBM yang bermultiplier effect (efek berganda) kepada kondisi perekonomian nasional.

Editor: Panji Baskhara
net
Foto Ilustrasi: Pemerintah menyalurkan BLT BBM sebagai bentuk merespons kenaikan BBM yang bermultiplier effect (efek berganda) kepada kondisi perekonomian nasional. 

TRIBUNBEKASI.COM - DPR RI tegaskan masyarakat kecil harus dipastikan mendapat bantuan langsung tunai (BLT).

Pasalnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memiliki dampak yang cukup luas kepada masyarakat.

Diketahui, pemerintah salurkan BLT BBM sebagai respons kenaikan BBM yang bermultiplier effect (efek berganda) kepada kondisi perekonomian nasional.

Melansir website resmi www.kemenkeu.go.id, sejauh ini BLT telah disalurkan ke 20,65 juta keluarga penerima manfaat (KPM) per September dan Oktober 2022.

Baca juga: Kabar Baik, Pemkab Karawang Segera Salurkan BLT BBM ke Nelayan, Total Ada 3.511 Calon Penerima

Baca juga: BLT BBM dari Provinsi Jabar untuk 2.033 Nelayan di Karawang, Begini Cara Pengambilannya

Baca juga: Negara Dinilai Tetap Hadir di Tengah Masyarakat Setelah Pengalihan Subsidi BBM, Ini Buktinya

Total nilai dana BLT yang disalurkan mencapai Rp 6,2 triliun dengan masing-masing warga menerima Rp 300 ribu.

Sedangkan untuk pencairan BLT pada November, masyarakat diimbau untuk segera mendaftarkan dirinya.

"DPR RI mendukung pemerintah untuk mengalihkan anggaran subsidi BBM dalam bentuk bantuan sosial bagi masyarakat"

"Agar dapat diterima secara efektif dan tepat sasaran," ujarnya Ketua DPR RI Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi atau Puan Maharani, Jumat (28/10/2022).

Ketua DPR RI Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi atau Puan Maharani
Ketua DPR RI Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi atau Puan Maharani (Wikipedia)

Sementara Pengamat Kebijakan Publik, Davis Roganda mengatakan subsidi yang berasal dari bahan bakar akan terus membuat APBN semakin membengkak.

Oleh karena itu, pemerintah harus membuat pilihan yang cukup berat di masa pandemi.

"Subsidi terus yang akan membengkakkan anggaran soal APBN jadi itu persoalan soal ekonomi Indonesia juga sudah cukup berat di masa pandemi kemarin."

"Jadi ini memang pilihan berat bagi pemerintah tapi akhirnya diputuskan untuk mengupayakan pemulihan ekonomi negara," ujar Davis.

Davis juga mengatakan bahwa kenaikan harga BBM ini juga pasti berdampak kepada kondisi ekonomi masyarakat kecil, khususnya berdampak kepada daya beli.

"Memang masalah kenaikan BBM ini tentu paling berdampak itu adalah ekonomi masyarakat kecil, karena secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap daya beli," tukasnya.

(TribunBekasi.com/BAS)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved