Berita Jakarta

Satu Keluarga Tewas di Citra Garden: Ada Gunungan Sampah di Halaman Belakang Rumah

Temuan gunungan sampah di halaman belakang rumah menjadi petunjuk tambahan bagi polisi.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Nuriyatul Hikmah
Tim Laboratorium Forensik membawa sejumlah benda dari rumah AC5 Nomor 7 Perumahan Citra Garden Extension 1, Minggu (13/11/2022), untuk diperiksa di laboratorium. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA BARAT – Tim penyelidik gabungan kepolisian dan forensik menemukan petunjuk penting terkait misteri tewasnya satu keluarga di Perumahan Citra Garden Extension, Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) hari Rabu (16/11) menemukan gunungan sampah di belakang rumah korban.

"Jadi kami asumsikan sementara, nanti ahli yang menjelaskan, 'kenapa kok buang sampahnya di dalam rumah, tidak keluar?'," kata Hengki.

Hubungan dengan tetangga

Hengki menambahkan, indikasi tersebut menunjukkan bahwa antara korban dan tetangga sekitar ada hubungannya.

"Apakah sifatnya mengurung diri atau yang lainnya?" ujar Hengki.

Gunungan sampah yang ditemukan tersebut, kata Hengki, berisi segala jenis benda, termasuk bekas makanan.

"Kami belum bisa menyimpulkan ya (berapa lama sampah dibuang di dalam), tapi jumlahnya cukup banyak," ujars Hengki.

Namun Hengki mengatakan penjelasan lebih lanjut temuan tersebut akan dilakukan oleh dokter forensik.

Ilmiah

Dia juga menyampaikan, untuk menguak kasus ini pihaknya menggunakan metode penyelidikan yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, atau interkolaborasi profesi.

Hal itu dilakukan dalam kerangka Scientific Crime Investigation (Investigasi Ilmiah Kejahatan). Berbagai disiplin itu dipastikan Hengki saling melengkapi.

"Berdasarkan hasil yang diperoleh dari digital forensik dan sebagainya, kami cari keidentikkan dari masing-masing metode penyelidikan ini," ujar Hengki.

Hengki menyampaikan, kinerja berbagai pihak telah banyak berkontribusi untuk mengungkap petunjuk yang penting.

Seperti tim digital forensik, kedokteran forensik, laboratorium forensik terkait DNA, dan lain sebagainya.

Termasuk, penyelidikan secara konvensional dengan menerjunkan tim lapangan ke TKP.

Beberapa ahli yang sudah dilibatkan dalam penyelidikan yang bersifat induktif (berasal dari TKP), adalah tim Laboratorium Forensik, Kedokteran Forensik, dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi saat ditemui di Perumahan Citra Garden Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (16/11/2022).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi saat ditemui di Perumahan Citra Garden Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (16/11/2022). (Warta Kota/Nuriyatul Hikmah)

 

Kemudian polisi juga menggandeng tim Digital Forensik dan Asosiasi Psikologi Forensik (Aksifor) untuk memperoleh masukan terkait motif tindakan korban dan pendalaman lainnya.

"Penyelidikan ini sifatnya berkesinambungan, untuk mencari keidentikkan antara berbagai metode penyelidikan, baik dari digital forensik maupun lainnya," ujar Hengki.

Petunjuk penting

"Ternyata dari digital forensik kami menemukan petunjuk yang sangat penting," lanjutnya.

Selain itu, pihaknya juga mendapatkan sejumlah titik terang dari tim Kedokteran Forensik, yang sangat berkontribusi terhadap penyelidikan.

Menurut Hengki, apabila keduanya digabung, ditambah hasil dari Aksifor, akan merujuk kepada satu kesimpulan yang dapat mengungkap peristiwa sebenarnya.

"Psikologi forensik yang akan mempelajari secara komperhensif terhadap empat jenazah ini," katanya.

Interdisipliner

Hengki menjelaskan, tim kedokteran forensik yang dilibatkannya adalah tim ahli yang berasal dari Rumah Sakit Polri RS Soekamto.

Selain itu, pihaknya juga berkolaborasi dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).

Adapun berbagai bidang keahlian yang turut dilibatkan adalah Patologi, Anatomi, Forensik Medikolegal, Toksikologi, termasuk penelusuran DNA dari laboratorium forensik.

Semua pakar itu, kata Hengki, didatangkan untuk ikut melakukan olah ulang Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Kami datangkan semua, ini saling melengkapi dan bersinergi, sehingga nantinya akan menuju satu kesimpulan," kata Hengki.

"Kami tidak bisa berasumsi mengambil kesimpulan sementara, ini proses sedang berlangsung," lanjutnya. (M40)

Baca berita Tribunbekasi.com lainnya di Google News

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved