Wawancara Eksklusif

Belum Aman dari Kasus Perceraian dan Video Syur, Gisella Anastasia Belajar Jalani Hidup dengan Damai

Wanita kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 16 November 1990 ini kemudian dilaporkan pengacara Pitra Romadoni ke Polda Metro Jaya atas konten asusila.

Penulis: Arie Puji Waluyo | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Selain dikenal sebagai jebolan kontes menyanyi di Indonesia, nama Gisella Anastasia menjadi perbincangan publik atas dua peristiwa yakni perceraian dan video syur berdurasi 19 detik. 

TRIBUNBEKASI.COM --- Selain dikenal sebagai jebolan kontes menyanyi di Indonesia, nama Gisella Anastasia menjadi perbincangan publik atas dua peristiwa yakni perceraian dan video syur berdurasi 19 detik.

Tahun 2019, Gisel, sapaan akrab Gisella Anastasia, bercerai dengan aktor Gading Marten.

Setahun berselang, Gisel kian "terkenal" berkat video berdurasi 19 detik. Video tersebut merekam adegan intim Gisel dengan Michael Yukinobu.

Wanita kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 16 November 1990 ini kemudian dilaporkan pengacara Pitra Romadoni ke Polda Metro Jaya atas konten asusila.

Setelah dua tahun berlalu, bagaimana kondisi psikis dan mental Gisel?

Jurnalis Warta Kota Arie Puji Waluyo berkesempatan mewawancarai eksklusif Gisel di kantor redaksi Warta Kota kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, belum lama ini. Gisel berkunjung di sela-sela promosi film "Anak Titipan Setan".

Berikut hasil wawancaranya:

Kita bicara film terlebih dahulu, bagaimana cerita Anda bisa memperoleh pemeran utama?

Pas pertama dipanggil, aku enggak tahu porsinya bagaimana. Aku menurut saja. Sadarnya pas syuting, oh porsinya besar juga ya. Aku engga engah. Sadarnya di pertengahan syuting. Peranku di sini sebagai Putri, anak dari Ingrid Widjanarko. Aku menjalani pekerjaan karena senang bukan karena perannya seberapa besar. Jadi enggak ada beban apa-apa, karena memang engga engah bahwa itu jadi pemeran utama.

Film "Titipan Anak Setan" memperpanjang eksistensi Anda di panggung hiburan. Lantas, apa yang Anda rasakan selama menjadi seorang artis?

Aku merasa semuanya bisa terjadi juga, itu karunia pemberian dari Tuhan. Memang setiap orang punya talentanya sendiri, di orang-orang seperti kami dikasih jalannya untuk masuk. Aku dari kecil nyanyi dari Surabaya, dibentuk dari situ. Aku nyanyi sama badut dikasih Rp 50.000 dari kecil, naik angkot, kebanjiran juga. Pas ke Jakarta ikut (Indonesian) Idol, mental sudah siap. Menurut aku sama Tuhan dikasih saja jalurnya, kita cuma bekerja keras, niat, mau belajar. Selalu berusaha memiliki attitude yang baik. Pada akhirnya kesempatan datang, ya dikerjakan sebaik-baiknya. Sebagai pekerja seni, aku memang semuanya dikerjakan. Nyanyi dan akting iya, terus bisnis iya. Dibuat aja berusaha menjadi lebih baik.

Dalam perjalanannya, kisah hidup Anda tak mudah. Bagaimana Anda menguatkan diri untuk menghadapinya?

Aku sih jadi manusia semua dihadapi saja. Namanya manusia tidak luput dari salah, ada masa di mana kita bloon, bego, enggak tau banyak kesalahan yang dibuat tapi jadi hal untuk belajar juga. Kalau aku orangnya sangat menghargai proses dan berusaha saja, karena hidup terus berjalan. Kalau ditanya bagaimana komentar dan pandangan orang, itu mau enggak mau sudah ada dalam hidupku. Karena kerjanya di depan layar dan orang-orang lihat hidupnya.

Mungkin sebenarnya di antara teman yang lain sama atau lebih berat proses hidupnya. Tapi ya ada tekanannya sendiri. Buat aku tekanannya porsinya lebih besar, diterima dan dijalanin saja. Justru semakin ke sini, posisinya berhasil melewati masa lalu buat diri sendiri, justru semua yang membentuk saya sampai detik ini. Sebuah proses pembelajaran yang harus dihargai dan mungkin bisa jadi pelajaran buat orang lain. Kalau aku ambil baiknya saja, jadi bisa semangat akting dan nyanyi. 

Apa bisa dibilang sekarang sudah lebih plong?

Sumber: Wartakota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved