Wawancara Eksklusif

Suara NasDem Melonjak dan Kini Diperhitungkan di Karawang, Apa Resepnya? Ini Kata Dian Fahrud Jaman

Di Pileg 2024, kami mendapatkan tujuh kursi dan ini lebih banyak dari pileg sebelumnya tahun 2019 yang cuma memperoleh dua kursi.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
Warta Kota/Yulianto
Ketua DPD Partai NasDem Karawang Dian Fahrud Jaman menyebut hasil pemilihan umum (pemilu) legislatif (pileg) 2024 membuat partainya semakin diperhitungkan dan menjelma sebagai kekuatan politik baru di Karawang. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Partai Nasional Demokrat atau NasDem meraih 183.303 suara atau terbanyak kedua pada pemilihan umum legislatif 2024 lalu di Karawang, Jawa Barat.

Capaian itu membuahkan tujuh kursi buat NasDem di DPRD Karawang. Sedangkan Gerindra menjadi partai dengan suara terbanyak yakni 222.278 suara, satu kursi lebih banyak ketimbang NasDem. Sementara Partai Demokrat merebut 168.935 suara atau menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak ketiga.

Meski demikian, Demokrat berhak atas delapan kursi DPRD Karawang karena memperoleh dua kursi di daerah pemilihan (dapil) satu dan dapil enam. Sedangkan pada empat dapil lainnya mendapatkan satu kursi.

Ketua DPD Partai NasDem Karawang Dian Fahrud Jaman menyebut hasil pemilihan umum (pemilu) legislatif (pileg) 2024 membuat partainya semakin diperhitungkan dan menjelma sebagai kekuatan politik baru di Karawang. Lantas apa kunci sukses capaian NasDem tersebut?

BERITA VIDEO : NASDEM RAIH SUARA TERBANYAK KEDUA DI KARAWANG, INI RESEPNYA

Jurnalis Tribun Bekasi (Warta Kota Network) Muhammad Azzam berkesempatan mewawancarai secara eksklusif Ketua DPD Partai NasDem Karawang Dian Fahrud Jaman, Senin (25/3) lalu. Wawancara berlangsung di Kantor DPD NasDem Karawang, Perumahan Grand Taruma, Telukjambe, Karawang, Jawa Barat. Berikut hasil wawancaranya:

Pada Pileg 2024, perolehan suara dan kursi partai NasDem di Karawang melonjak. Apa strategi yang dilakukan?

Di Pileg 2024, kami mendapatkan tujuh kursi dan ini lebih banyak dari pileg sebelumnya tahun 2019 yang cuma memperoleh dua kursi. Hasil tahun 2019 itu menjadi pil pahit. Kami merefleksikan diri, apa saja kekurangan yang ada sehingga hal serupa tak terulang di masa mendatang. Kami lalu membuat peta jalan, agenda aksi menyongsong pemilu 2024. Yang dilakukan pertama adalah merestrukturisasi pengurus tingkat kecamatan dan desa. Kami maksimalkan dari yang sebelumnya satu kecamatan itu hanya 11 pengurus, sekarang menjadi 15. Lalu di desa awalnya tiga sekarang menjadi 11 pengurus partai. Kami juga membentuk struktur sampai tingkat ranting atau RT/RW.

Lalu di komposisi caleg (calon legislatif), kami melakukan rekrutmen caleg sejak tahun 2022 dengan program "NasDem Memanggil". Pendaftaran caleg mengusung komitmen tanpa mahar. Waktu itu ada 80 bacaleg yang mendaftar, padahal yang diperlukan hanya 50. Jadilah kami menggelar seleksi. Kami tempatkan caleg-caleg potensial yang memiliki jiwa petarung di setiap dapilnya. Mereka diberi pembekalan seputar perkenalan diri ke masyarakat juga survei berkala untuk mengukur bacaleg. Yang belum maksimal, para bacaleg tersebut bisa diganti dengan yang lain. Tentu pertimbangannya para bacaleg punya modal politik, popularitas di lingkungannya hingga modal logistik atau ekonomi. Memang tidak ada politik yang instan maka ini proses panjang disertai strategi. DPW melakukan evaluasi setiap enam bulan ke DPD melalui survei. Lalu, jargon partai yakni gerakan perubahan dan ada pencapresan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Hal ini kian memperkenalkan partai kami di tengah masyarakat.

Apakah perolehan suara ini turut dipengaruhi keputusan NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden?

Pengaruh efek Anies itu ada tapi tidak sepenuhnya. Misalnya NasDem Karawang jadi peringkat kedua suara terbanyak setelah Gerindra yang notabenenya pendukung Prabowo (Subianto)-Gibran (Rakabuming Raka). Kami partai pengusung Anies-Muhaimin (Iskandar) berada di posisi kedua suara terbanyak tapi hasil suara pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 itu pasangan Anies-Muhaimin (Amin) kalah telak ya. Prabowo-Gibran mendapatkan 70 persen suara, kami (Amin) 22 persen dan Ganjar (Pranowo)-Mahfud (MD) delapan persen suara. Kami bisa mengalahkan partai pengusung Prabowo lainnya seperti Golkar maupun Demokrat. Artinya itu tadi, ada sebuah proses panjang, dan ini bukan proses politik yang instan. Bukan menjelang pemilu 2024 kami baru bergerak melainkan dari 2019 atau beres pemilu 2019 lalu kami lakukan evaluasi dan langkah-langkah seperti yang tadi saya jelaskan. Begitu juga nanti Pemilu 2029, enggak baru digarap 2028 tapi dari sekarang sudah mulai. Di Karawang ini kami menyelami dan ingin selalu dekat dengan masyarakat. Kami berupaya hadir dan ada di tengah-tengah mereka. Mencari tahu keinginan dan kebutuhan masyarakat serta melakukan aksi nyata.

BERITA VIDEO : PULUHAN TUNARUNGU ANTUSIAS JALANI VAKSINASI BOOSTER DI SEKRETARIAT DPD NASDEM KARAWANG

Apa yang ingin dipersembahkan NasDem bagi masyarakat mengingat partai Anda berhak mendapatkan posisi wakil Ketua DPRD Karawang?

Saya merasa ini adalah tanggung jawab besar dan amanah yang harus dijaga melalui anggota dewan terpilih. Kami tidak ingin NasDem jadi partai setahun sekali saat mau pemilihan saja. Mesti terus membumi di hati masyarakat. Apalagi kami jadi kekuatan politik baru, masuk dalam pimpinan dewan tentu perjuangan-perjuangan, mendengarkan keluhan, memberikan solusi kepada masyarakat dan mewujudkan apa itu gerakan perubahan. Saya berpesan kepada anggota dewan terpilih agar bertanggung jawab kepada konsituennya. Jangan sampai masyarakat merasa tidak memiliki wakilnya. Sebab itulah keresahan yang disampaikan masyarakat sewaktu kami turun langsung. Ini jadi tugas kami untuk merealisasikan dan lebih mendekatkan diri lagi kepada masyarakat. (maz)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved