Berita Bekasi

Plt Wali Kota Bekasi Ingin Percantik Klenteng Hok Lay Kiong Jadi Destinasi Wisata Budaya dan Religi

dirinya ingin mengupgrade lokasi itu untuk menjadi sebuah ikon baru di Kota Bekasi yang layak untuk di kunjungi.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Dedy
Tribun Bekasi/Joko Supriyanto
Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto menemu warga KOta Bekasi yang sedang beribadah Imlek di Kelenteng Hok Lay Kiong, Minggu (22/1/2023). Tri tak lupa membagikan angpao kepada masyarakat yang menunggu di pintu gerbang kelenteng. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI TIMUR --- Keberadaan Klenteng tertua yang berada di Jalan Mayor Oking, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi membuat, Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto berkeinginan untuk menjadikannya sebagai lokasi destinasi wisata budaya dan religi.

Apalagi menurut dia, beberapa daerah Jalan Mayor Oking Margahayu, Kota Bekasi sekitar juga banyak di huni oleh etnis Tionghoa.

Oleh karena itu, dirinya ingin mengupgrade lokasi itu untuk menjadi sebuah ikon baru di Kota Bekasi yang layak untuk di kunjungi.

"Kita akan mengupgrade yang ada di Jalan Mayor Oking ini untuk kemudian menjadi tempat destinasi wisata religi dan budaya. Saya kira ini akan menjadi ikon Kota Bekasi terdepan," kata Tri Adhianto, Senin (23/1/2023).

BERITA VIDEO : PAKAI BAJU CHEONGSAM, TRI ADHIANTO DISERBU PENCARI ANGPAO 

Meski baru sebatas rencana, namun Tri mengaku ingin membuat konsep secara bertahap.

Apalagi dengan keberadaan Klenteng Hok Lay Kiong yang dianggap sebagai klenteng tertua di Kota Bekasi yaitu memiliki sesuatu yang menarik untuk dikunjungi.

"Maka kita lakukan secara bertahap tahun ini kita ada anggarannya untuk mengupgrade. Kita ingin kawasan Klenteng ini menjadi satu tempat interaksi yang humanis," katanya.

Baca juga: Harapan Warga Tionghoa Kota Bekasi di Kelenteng Hok Lay Kiong, Tahun Imlek 2574 Jauh dari Malapetaka

Dalam proses konsep kawasan budaya dan religi di Jalan Mayor Oking, Bekasi Timur itu, tentu Pemerintah Kota Bekasi juga akan menata terkait pendestrian yang ada.

Serta pengaturan area-area parkir untuk para pengendara, sehingga langkah ini juga menjadi salah satu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar.

"Ini adalah aset Pemerintah Kota Bekasi juga, yang perlu kita lestari kita kembangkan agar bisa menarik orang ada sesuatu yang bisa dilihat wisata sejarah kelenteng sudah berusia ratusan tahun berdiri," ujarnya.

Simbol penerangan kehidupan

Sejumlah warga etnis tionghoa datangi wihara untuk ibadah peringatan Hari Raya Imlek 2022, Selasa (1/2/2022).

Mereka, warga etnis tionghoa yang datang pun dibatasi agar tidak terjadi kerumunan dalam perayaan Hari Raya Imlek tersebut.

Seperti yang terjadi di Klenteng Hok Lay Kiong, Bekasi Timur.

Dimana ornamen hiasana imlek pun sudah sangat terasa saat datangi Klenteng berusia 300 tahun yang terletak di Jalan Kenari I, Bekasi itu.

Salah satu pengurus Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi, Diokong (45) akui perayaan Imlek tahun 2022 memang cukup berbeda dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Dimana biasanya sebelum pandemi saat perayaan Imlek ada berbagai kegiatan yang digelar.

"Karena saat ini masih pandemi, kami tidak mengadakan kegiatan perayaan secara massal."

"Hanya ibadah personal saja tidak ada kembang api maupun atraksi Barongsai," kata Diokong ditemui, pada Selasa (1/2/2022).

Karena tidak ada perayaan, Imlek tahun 2022 ini juga sama seperti tahun sebelumnya.

Dimana Klenteng hanya dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Untuk masyarakat yang ingin beribadah di Klenteng pun juga harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Untuk pelaksanaan ibadah di Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi, Diokong menyebut tak berbeda jauh dengan kegiatan ibadah pada umumnya.

Warga melaksanakan ibadah dalam rangkaian Hari Raya Imlek di Klenteng Hok Lay Kiong, Kota Bekasi, Selasa (1/2/2022). (TribunBekasi.com/Joko Supriyanto)
Hanya saja memang saat perayaan Imlek terdapat ratusan lilin yang dinyalakan terus menerus selama pelaksanaan Imlek 2022.

Menurutnya Diokong, lilin-lilin yang dinyalakan ini memang memiliki makna khusus bagi masyarakat Tionghoa.

Masyarakat Tionghoa meyakini lilin tersebut menjadi penerang dalam hidup dengan harapan agar kehidupan yang dijalani dapat berjalan dengan mudah dan lancar.

"Kebanyakan mereka itu menyalakan lilin. Kita ada 400 lilin, dimana sebagai bentuk simbol penerangan kehidupan kedepannya. Jadi kehidupan tahun depan itu bisa lebih mudah dan lancar," katanya.

Suasana sembahyang Imlek 2754 di Kelenteng Hok Lay Kiong di Jalan Kenari 1, Margahayu Kota Bekasi, Minggu (22/1/2023)
Suasana sembahyang Imlek 2754 di Kelenteng Hok Lay Kiong di Jalan Kenari 1, Margahayu Kota Bekasi, Minggu (22/1/2023) (Tribun Bekasi/Joko Supriyanto)

Hari Raya Imlek atau Tahun Baru China 2573 yang juga merupakan tahun macan air ini, diharapkan Diokong, jadi tahun yang lebih baik kedepannya.

Salah satunya yaitu pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir.

"Ya harapannya kehidupan di dunia ini terus berjalan lancar, tentram dan pandemi Covid-19 bisa segera berakhir sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa tanpa adanya batasan-batasan," ucapnya.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved