Berita Bencana

Dinas Pertanian Karawang Bakal Ajukan Bantuan Benih Padi Usai Sawah Terdampak Banjir

Kepala DPKP Karawang, Asep Hazar mengungkapkan, pihaknya sudah mendata luasan sawah yang terdampak banjir dan membuat gagal tanam.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
TribunBekasi.com/Muhammad Azzam
Lahan sawah di Desa Cengkong, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang terendam banjir pada Senin (27/2/2023). 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG — Dinas Pertanian Karawang bakal mengajukan bantuan benih padi bagi para petani di wilayah tersebut yang sawahnya terdampak banjir.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang, Asep Hazar pada Kamis (2/3/2023).

Asep Hazar mengungkapkan, pihaknya sudah mendata luasan sawah yang terdampak banjir dan membuat gagal tanam.

Dari data terakhir, ada 4.603 hektare sawah terendam banjir dan gagal tanam. Sebab, padi baru berumur 10 hingga 20 hari.

"Petani Karawang yang mengikuti Asuransi Tani bakal mendapat ganti rugi sebesar Rp 7,5 juta per hektarnya," jelas dia.

BERITA VIDEO : PENGUNGSI BANJIR RESAH BANTUAN MULAI MENIPIS

Sedangkan, kata Asep, untuk petani yang tidak ikut asuransi akan mengajukan bantuan dari pemerintah pusat berupa bantuan subsidi benih padi yang gagal tanam.

"Artinya petani yang tidak pakai asuransi kita usahakan ajukan bantuan benih ke pemerintah pusat," beber dia.

Asep mengatakan, banjir merendam areal persawahan setinggi 10 centimeter hingga 40 centimeter. Banjir di areal persawahan ada sebagian yang belum surut hingga sekitar satu minggu.

Baca juga: Jumlah Rumah Rusak Akibat Puting Beliung di Bekasi Bertambah jadi 340 Unit

Baca juga: Data BMKG, Potensi Hujan Ekstrem di Karawang sampai 6 Maret 2023

"Hujan masih turun terus setiap hari jadi banjir belum juga surut. Yang gagal tanam karena usia tanamnya masih muda, 10 hingga 20 hari," tandasnya.

Ditinjau Mentan

Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meninjau lokasi sawah yang dilanda banjir di Desa Sukabakti, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi Rabu (1/3/2023).

Ia menjelaskan ribuan hektar sawah di Kabupaten Bekasi terdampak banjir akibat intensitas hujan tinggi yang terjadi pada beberapa hari terakhir.

"Satu lokasi di Bekasi ini yang kami catat dari satelit yang kami baca, sekitar 6.000-an hektar yang terendam. Bahkan di tempat ini laporan dari pihak desa ada 700 hektar terdampak akibat banjir. Saat ini kami berembuk bersama pemerintah daerah, untuk bagaimana ke depannya apa yang akan harus dilakukan," kata Syahrul di Kabupaten Bekasi. 

Oleh sebab itu, ia menginstruksikan seluruh jajarannya untuk bersinergi bersama pemerintah provinsi dan daerah  melakukan upaya sebagai bentuk tindaklanjut penanganan.

Baca juga: Naik Lagi, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Kamis Ini Jadi Rp 1.024.000 Per Gram, Ini Rinciannya

Baca juga: BNPB Salurkan Bantuan Operasional Penanganan Banjir di Kabupaten Bekasi

Ia menjelaskan akan mengambil tiga langkah penanganan.

Pertama, mendata dan mengklasifikasikan kondisi sawah yang tergenang.

Syahrul berjanji prioritas bantuan akan diserahkan pada petani yang mengalami dampak terparah.

"Mendata dengan tepat untuk diklasifikasi daerah yang terparah, daerah yang sedang dan daerah yang bisa diselamatkan. Semua daerah yang terparah yang tidak bisa diselamatkan saya udah janji dengan pemerintah daerah terlebih petani di sini, akan kami siapkan bibit dan supporting system lain," ungkapnya.

Kedua, bantuan pompa air akan diberikan kepada para petani yang lahannya tergenang.

Syahrul menjanjikan bakal menurunkan pompa dengan jumlah maksimal yang dimiliki Kementerian Pertanian.

"Akan kami turunkan pompa air baik untuk dikendalikan oleh bupati, beberapanya pompa air, yang dibantu oleh pemerintah daerah. Insyaallah hari ini ataupun besok pompa-pompa air yang mungkin bisa diperbantukan di sini, akan kami coba lakukan," ujar Syahrul.

Ketiga, pihaknya bakal turut memberikan pendampingan kepada petani hingga mereka memulai menanam kembali.

Syahrul menegaskan, penanganan ini akan dilakukan segera demi mencegah kerugian petani. 

"Kami berharap setiap tiga hari laporan ini harus masuk, yang mana kebiasaan yang ada banjir itu kan tiga hari. Khusus di pertanian, kalau jangka tiga hari padi masih bisa bertahan, sepanjang segera bisa surut dan adapula padi yang bertahan selama 5 hari. Ini akan diikuti oleh dirjen terkait dari tanaman pangan. Semua dirjen di Kementan akan menyatu bersama pemrintah daerah yang terkena banjir," katanya. 

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
 
 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved