Berita Daerah
Jalani Tradisi Nyadran, Ternyata Ini Tujuan Ganjar Pranowo dan Istrinya ke Makam Raja-raja Demak
anjar Pranowo kembali melaksanakan tradisi Nyadran bersama istrinya, Siti Atiqoh Supriyanti dengan menyambangi makam raja-raja Demak.
TRIBUNBEKASI.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali melaksanakan tradisi Nyadran.
Tradisi Nyadran yang dijalani Ganjar Pranowo tersebut sebagai bentuk menyambut bulan suci Ramadan.
Kali ini, Ganjar Pranowo bersama istrinya, Siti Atiqoh Supriyanti menyambangi makam Raja-raja Demak.
"Selain anggota Walisongo, para raja (yang kami datangi makamnya) itu (dahulu) memegang peran sentral dalam menerapkan tata kehidupan masyarakat yang moderat. Raden Patah, misalnya, merupakan keturunan dari Campa."
Baca juga: Ganjar Pranowo Sebut Dakwah Sunan Gresik Berdampak kepada Kemakmuran dan Keharmonisan Masyarakat
Baca juga: Ganjar Pranowo Nilai Urban Farming Bisa Tumbuhkan Kepedulian Siswa Terhadap Budi Daya Tanaman
Baca juga: Berulang Tahun ke-17, Ganjar Pranowo Hadiahkan Pelajar SMA Ini Jam Tangan Owa Watch
"Meski ada beberapa riwayat yang menyebutkan garis silsilah Raden Patah, tetapi semuanya sama-sama merujuk bahwa asalnya dari negeri seberang" ujar Ganjar dalam rilis yang diterima.
Nyadran merupakan tradisi hasil akulturasi Jawa dan Islam.
Saat Nyadran, masyarakat biasanya singgah pada makam leluhur untuk mengenal, mengenang, dan mendoakan, sekaligus memetik nilai-nilai kebaikan dari para pendahulu.
Ganjar Pranowo menjelaskan hal itu berarti tidak ada permasalahan ataupun perselisihan soal ras.
"Raden Patah ini contoh yang sempurna untuk soal toleransi," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar menilai kolaborasi antara Raja dengan Walisongo mampu membuat Kerajaan Demak semakin besar dan berkembang.
"Ketika Raden Patah memperjuangkan soal toleransi, maka Raja setelahnya melakukan perjuangan yang sifatnya lebih sektoral. Patiunus,"
"Misalnya, kita tahu semua bagaimana beliau sangat luar biasa dalam mengembangkan kemaritiman. Sementara dari Sultan Trenggono, kita bisa belajar banyak hal soal agraria," lanjutnya.
Lebih lanjut, Ganjar Pranowo menjelaskan perjuangan sektoral itu makin indah dengan pengawalan Walisongo yang berjuang dalam kestabilan sosial masyarakat lewat pengajaran Islam yang moderat dan saling menghargai.
"Artinya, beliau-beliau itu menyebarkan agama tidak cuma melalui mengaji saja, tapi juga ke pemerintahan dan berbagai sektor," ujar Ganjar.
Setidaknya, ada tiga Raja Demak yang makamnya berada di komplek Masjid Agung Demak.
Yakni Raja Demak pertama Raden Patah, kemudian Patiunus, sampai Sultan Trenggono.
Sebelum ke makam raja-raja Demak, Ganjar telah berziarah ke makam anggota Walisongo yang berada di Jawa Timur.
Mulai dari Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Drajat, dan Sunan Bonang.
Setelah dari makam raja-raja Demak, Ganjar langsung bertolak ke makam Sunan Kalijaga yang letaknya tidak jauh dari Masjid Agung Demak.
Kemudian ke Makam Sunan Muria yang merupakan putra dari Sunan Kalijaga.
Dalam rencananya, Ganjar juga akan berziarah ke Makam Sunan Gunungjati dan diakhiri dengan ziarah ke makam orang tuanya.
(TribunBekasi.com)
Diklaim Masuk Kawasan Hutan, Kehidupan Masyarakat Desa Sukawangi Bogor Kini Terusik |
![]() |
---|
Menegangkan, Warga Evakuasi Penumpang Anak-Anak di Mobil Terseret Banjir |
![]() |
---|
Longsor di TPA Galuga Bogor, Tewaskan Seorang Pekerja |
![]() |
---|
Perumahan Sawangan Asri Terendam Banjir hingga 1,5 Meter usai Diguyur Hujan Lebat |
![]() |
---|
Pedagang Ayam Goreng Ini Kena Sial, Gerobak Miliknya Hancur Tertimpa Pohon Tempatnya Berteduh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.