Berita Jakarta
Aksesoris Ketupat Lebaran di Pasar Asemka Diburu Pembeli, ada Berbagai Ukuran dan bisa Dipesan
Diborong Pembeli hingga Rp 9 Juta, Andi Buka Lapak Aksesoris Ketupat Lebaran di Pasar Asemka
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Lilis Setyaningsih
"Jadi kalau di sini orang dah pada tau saya. Ini aja ada pesenan Rp 9 juta lebih. (Pesanannya) ini ukuran 45 cm, harganya Rp 55.000 dikalikan saja 186 buah, jadi totalnya Rp 9 juta lebih," imbuhnya.
Baca juga: Awalnya Dianggap Tradisi, Perang Sarung Membuat Pria di Jatipulo Kena Bacok hingga Tewas
Pria asal Jepara itu mengatakan, Pasar Asemka dipilihnya sebagai tempat berjualan lantaran merupakan pusat perbelanjaan mainan serta aksesoris.
Selain itu, sudah sejak puluhan tahun ia mengikuti langkah mertuanya berjualan di tempat tersebut.
Sehingga, sudah banyak pembeli yang tahu serta tempat jualannya itu sangatlah strategis sebab berada di bawah jembatan layang yang ramai lalu lalang warga.
"Karena di sini kan pusatnya mainan juga, dari mertua juga. Kan kami dah ada tempat dari mertua, jadi nerusin aja," ujar dia.
Andi mengatakan, selama 28 tahun berjualan, ia sudah bisa mempercantik rumahnya di Cirebon dan menghidupi istri serta dua anaknya.
Bahkan, ia kini sudah bisa merangkul teman-temannya untuk berjualan aksesoris serupa, sehingga mendapatkan pendapatan juga.
"Saya di sini merantau, sebulan saja bareng teman-teman yang saya suruh bisa bikin ini (ketupat) cepat, saya ajak," kata Andi.
Baca juga: Pasca Pandemi, Dewan Masjid Attaqwa Kembali Hidupkan Tradisi Itikaf Berjamaah
Selain ketupat, Andi juga berjualan parsel serta aksesoris lainnya yang dibuat menggunakan pita jepang.
Biasanya, pernak-pernik lain yang dijualnya di luar ketupat lebaran, merupakan pesanan pembeli yang telah memesan sejak jauh-jauh hari.
"Ini ada parsel pesanan. Kalau ini paling yang kecil-kecil itu buat anak sekolah. Soalnya katanya dari gurunya harus bawa ketupat hiasan gitu," ujar dia.
Pria berambut hitam cokelat itu mengatakan, kebanyakan pembelinya itu membeli dalam jumlah banyak. Bahkan, ada yang sampai mengirimnya ke luar daerah.
Orang yang membeli dagangannya pun beragam, mulai dari warga biasa hingga pejabat.
Tak heran, dalam sehari ia bisa mendapatkan omzet hingga Rp 500.000 sampai 1,5 juta.
"Dalam sebulan, bisa sampai Rp 10 juta lebih," tandasnya. (m40)
Lestarikan Alam Pulau Tidung, Mahasiswa IPB Tanam Pohon Mangrove hingga Transplantasi Karang |
![]() |
---|
Keresahan Danu, Pengendara Motor, Soal Bunyi 'Tot Tot Wuk Wuk' Polisi saat Kawal Pejabat |
![]() |
---|
Dana RT RW Naik, Ketua RW 14 Palmerah Jakbar Bersyukur: Ingin Renovasi Posyandu Sudah Mau Ambruk |
![]() |
---|
Soal Parkir Liar Depan Labschool Rawamangun, Pramono: Mobil Mewah Jangan Merasa Memiliki Tempat Itu |
![]() |
---|
Ajak Viralkan Mobil Pelat Merah Terobos Jalus Busway, Pramono: Bukan Zamannya Lagi Langgar Aturan! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.