Ramadan
Pasca Pandemi, Dewan Masjid Attaqwa Kembali Hidupkan Tradisi I'tikaf Berjamaah
Pelaksanaan ibadah I'tikaf 10 akhir Ramadhan oleh DMA juga merupakan upaya melestarikan sunnah yang telah dijalankan oleh Rasulullah SAW.
TRIBUNBEKASI.COM --- Dewan Masjid Attaqwa (DMA) Yayasan Attaqwa Pusat Ujungharapan Babelan Bekasi membuka resmi kegiatan I'tikaf 10 malam terakhir Ramadhan pada Jumat malam Sabtu 22 April 2022 yang bertepatan malam 21 Ramadhan 1443 H di Masjid Jami' Attaqwa komplek Ponpes Attaqwa Putra.
Menurut informasi dari Sekretariat Dewan Masjid Attaqwa, tahun ini adalah merupakan i'tikaf perdana yang diselenggarakan secara berjamaah setelah masa pandemi.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pembatasan peserta hanya untuk santri kelas 6 (3 MA) dan masyarakat kampung Ujung Harapan disamping tentunya syarat kesehatan bagi semua peserta.
Kegiatan I'tikaf (berdiam untuk beribadah di masjid) DMA secara berjamaah ini telah dimulai oleh pendiri Yayasan Attaqwa dan sekaligus Pahlawan Nasional asal Bekasi, Almaghfurlah KH. Noer Ali, sejak usai masa peperangan.
Baca juga: Begini Pengakuan Warga Cengkareng Setelah Ibadah Salat Tarawih Berjamaah di Masjid Istiqlal Jakarta
Baca juga: Wakaf Quran dan Pawai Santri Semarakkan Tarhib Ramadan Ponpes Attaqwa Putra
Kala itu Almaghfurlah beri'tikaf sendiri di masjid Al-Baqiatussholihat di samping lokasi rumah Almaghfurlah (di komplek Ponpes Attaqwa Putri).
Pada tahun 1977 i'tikaf dilaksanakan untuk masyarakat dan berpindah ke Masjid Jami' Attaqwa.
Lalu tahun 1980 kegiatan i'tikaf diwajibkan untuk santri kelas 6 (3 MA) sebagai syarat wajib kelulusan santri.
Pelaksanaan ibadah I'tikaf 10 akhir Ramadhan oleh DMA juga merupakan upaya melestarikan sunnah yang telah dijalankan oleh Rasulullah SAW.
BERITA VIDEO : MASJID AGUNG AL BARKAH DIPENUHI JEMAAH
Sekaligus sebagai wahana pembinaan iman dan taqwa bagi masyarakat untuk menggapai malam yang paling mulia atau Lailatul Qodr.
Peserta I'tikaf yang dikhususkan bagi pria pada tahun ini berjumlah 250 peserta, terdiri dari 200 santri/pelajar, 10 mahasiswa, dan 40 orang masyarakat umum.
Kegiatan I'tikaf diisi dengan tadarus (mengaji) Alquran dan mengkaji maknanya dengan bimbingan guru di tiap kelompok, qiyamullail (pembiasaan ibadah malam) berupa salat tahajjud, tasbih, hajat dan taubat serta kajian/ceramah agama seperti kultum terawih, kultum subuh, kultum zuhur.
Dengan semua kegiatan yang terprogram dalam 10 hari tersebut diharapkan dapat membentuk insan kamil yang tidak hanya bertambah usianya namun juga bertumbuh ketaqwaannya.

I'tikaf adalah amalan yang mendekati wajib karna nabi tidak pernah meninggalkan ibadah i'tikaf sampai akhir hayat.
Begitu juga almaghfurlah KH. Noer Alie yang kemudian diteruskan oleh putra putrinya termasuk oleh generasi saat ini untuk menjadikan i'tikaf sebagai sebuah sunnah yang lestari.