Lifestyle

Mahasiswi FISIP UI Bikin Gerakan Gandeng ODGJ dan Kampanye Say No to Pasung

Nurisha Kitana terpilih sebagai salah satu mahasiswa berprestasi (Mapres) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI pada 2023.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Bekasi/Hironimus Rama
Nurisha Kitana terpilih sebagai salah satu mahasiswa berprestasi (Mapres) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI pada 2023. 

TRIBUNBEKASI.COM, DEPOK  ------ Tidak banyak orang mau berkecimpung di ranah pemberdayaan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ORGJ).

Namun, Nurisha Kitana sejak di bangku SMA sudah terjun dalam kegiatan sosial sebagai relawan ODGJ.

Kini saat Nurisha duduk di bangku kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), atas kegiatan tersebut didapuk sebagai salah satu mahasiswa berprestasi (Mapres) pada 2023.

Mahasiswi Jurusan Ilmu Politik ini mendapat penghargaan sebagai Mapres bidang Pengabdian Masyarakat di FISIP UI.

Kepada TribunnewsDepok.com, Nurisha mengaku mendapatkan penghargaan ini karena aktivitasnya dalam pemberdayaan ODGJ.

"Saya mulai terjun dalam kegiatan sosial sebagai relawan sejak duduk di bangku SMA," kata Nurisha, Senin (12/6/2023).

Selain pernah menjadi relawan pemungutan sampah, wanita yang biasa disapa Nurisha ini juga aktif sebagai relawan data collector IGD RS se-Jawa Bali pada saat pandemi Covid-19 merebak di Indonesia.

Alhasil dia pun mendapatkan aprediasi dari Kementerian Kesehatan sebagai relawan data collector IGD RS se-Jawa Bali.

Tak hanya itu, Risha  juga menjuarai lomba Social Project Ideas Competition dan lomba Short Movie.

"Saya mengumpulkan setiap sertifikat dalam aktivitas kerelawanan dan lomba ini sebagai portofolio. Itu juga yang membuat saya kecanduan," ujarnya.

Keaktifan dalam gerakan relawan ini didasarkan pada prinsip hidup yang begitu mulai.

"Prinsip hidup saya adalah sebaik-baiknya manusia, manusia yang bermanfaat bagi orang lain," tutur Risha.

Baca juga: Cara Mahasiswa Budi Luhur Peringati Hari Lingkungan Hidup, Tolak Kemasan Plastik Sekali Pakai

Sampai saat ini Risha masih mengikuti banyak kelompok relawan dan kegiatan sosial.

Bahkan bersama dua temannya, dia membuat platform atau komunitas Gandeng ODGJ pada Desember 2021.

"Gandeng ODGJ adalah gerakan pemberdayaan bagi orang dalam gangguan jiwa," jelas Risha. 

Gandeng ODGJ awalnya berdiri di Madiun Raya. Risha dan para relawan lainnya sering melakukan kunjungan ke panti rehabilitasi Kemesos di Madiun.

"Seiring berjalannya waktu, kami merasa kayaknya harus membuat sesuatu yang unik, tidak sekedar kunjungan," imbuhnya.

Risha dan dua temannya memutuskan membuat Gandeng ODGJ.

"Selama ini ODGJ selalu dipandang sebelah mata. Kami kasih pemberdayaannlepada mereka agar bisa mandiri usai keluar dari pantai rehabilitas," paparnya.

Dalam perjalanan waktu, Risha pun berpisah dengan dua sahabatnya karena pergi ke tempat kuliah masing-masing.

"Satu teman ke Kediri, satu tetap di Madiun dan saya di Jakarta," tuturnya.

Kondisi ini membuat Risha dan kawan-kawannya sempat bingung.

Mereka dihadapkan pada dua pilihan apakah mau melanjutkan gerakan ini atau berhenti saja.

"Kami akhirnya putuskan untuk jalan terus tetapi sendiri-sendiri di kota tempat kuliah sehingga ada Gandeng ODGJ Jabodetabek, Madiun Raya dan Kediri Raya," bebernya.

Setelah itu, Gandeng ODGJ memperluas jangkauan ke Jember dan Bondowoso serta area Surabaya.

"Gandeng ODGJ di kota-kota ini dibuat oleh teman-teman yang tidak ikut mencanangkan tetapi kami percaya mereka bisa membantu," ujarnya.

Baca juga: Keren, Mobil Listrik Buatan Mahasiswa Unsika Tampil di Event Formula E Jakarta Eprix 2023

Saat ini total relawan Gandeng ODGJ berjumlah sekitar 160-180 dengan berbagai latar belakang, mulai dari pelajar hingga pekerja.

Para relawan ini memberikan berbagai pelatihan kepada ODGJ di panti-panti rehabilitasi sosial.

Sebut saja pelatihan budidaya ikan dalam ember, budidaya sayur dan buah, serta pembagian alat PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat).

"Sejauh ini perkembangannya memang belum terlalu signifikan. Tetapi yang bikin kami senang adalah sejumlah ODGJ sudah mulai mandiri seperti bisa petik buah, jual puding dan ada juga yang mengabdikan diri di panti dia dirawat," jelas Risha.

Selain melakukan pemberdayaan, Gandeng ODGJ juga melakukan kampanye Say No to Pasung.

"Kami melawan pamasungan karena tidak layak untuk manusia. Kampanye terbesar kami terkait hal ini dilakukan di Bundaran HI Jakarta," kata Risha.

Risha mengaku tertarik mencetuskan Gandeng ODGJ karena merasa tidak banyak orang yang mau berkomunikasi atau ngobrol dengan ODGJ.

"Mereka ini  kelompok marginal yang belum banyak diberdayakan. Nah, itu tugas kita untuk hadir di sana," ungkapnya.

Dia menambahkan tujuan dibentuknya Gandeng ODGJ adalah agar para penyintas ini bisa mandiri ketika keluar dari yayasan rehabilitasi sosial.

"Kami ingin mereka mempunyai bekal saat kembali ke masyarakat. Kami juga ingin memagahkan stigma negatif yang selama ini ada di masyarakat tengang ODGJ," tegas Risha.

Baca juga: UI Catat Prestasi Dunia, Masuk 20 Besar Versi Times Higher Education Impact Rankings 2023

Baca juga: PTN Universitas Singaperbangsa Karawang Raih Prestasi Bergengsi Level Nasional, Ini Kata Sri Mulyani

Dalam melakukan berbagai kampanye,  Gandeng ODGJ berkolaborasi dengan beberapa lembaga seperti Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta saat Clean Up Day, Kitabisa, Dompet Dhuafa Volunter, dll.

Selama menjalani aktivitas di Gandeng ODGJ, Risha merasakan banyak pengalaman suka duka.

"Kami kadang merasa terganggu dengan kekhawatiran berlebihan dari yayasan terhadap keselamatan ngobrol dengan ODGJ. Selain itu, relawan juga harus sabar karena para ODGJ masih suka berbicara seperti anak kecil dan susah diatur," ucapnya.

Sementara pengalaman menyenangkan dialami saat relawan melihat ODGJ bahagia dan tersenyum.

"Harapan kami, semakin banyak ODGJ tersenyum," kata Risha.

Setelah 3 tahun berkecimpung di bidang pemberdayaan ODGJ, Risha mengaku telah mengumpulkan banyak sertifikat dan liputan di media.

"Selain itu, aktivitas sosial ini membantu saya bisa masuk UI. Saya bahagia karena mendapat apresiasi sebagai mahasiswa berprestasi FISIP UI untuk kategori Pengabdian Masyarakat," tandas Risha.

Sumber: Tribun depok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved