Berita Nasional

Penggunaan Alat Sadap Pegasus Berpotensi Ancam Demokrasi, ICW Dorong Polri Buka Dokumen Pengadaannya

Pengadaan alat sadap Pegasus itu harus jadi perhatian publik dan dibuka secara transparan oleh negara karena berpotensi mengancam demokrasi.

Editor: Ichwan Chasani
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
Koordinator Divisi Pengelolaan Pengetahuan Indonesian Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah mengatakan, pengadaan alat sadap harus jadi perhatian dan dibuka secara transparan oleh negara. 

Hingga kini belum diketahui pasti berapa banyak orang yang ponselnya disadap.

Baca juga: Inara Rusli Ajukan 11 Tuntutan, Virgoun Bakal Beri Jawaban Dalam Sidang Perceraian Hari Ini

Baca juga: Sejarah Jakarta: Museum Tekstil Mulanya Rumah Orang Perancis yang Dibangun pada Abad ke-19

Dari laporan baru oleh media internasional mengatakan lebih dari 50.000 nomor telepon menjadi target.

Namun, Lab Keamanan Amnesty International, salah satu organisasi yang menyelidiki Pegasus, mengaku telah menemukan jejak serangan sukses pada iPhone Juli 2021.

Apple dan Google bahkan menawarkan hadiah kepada peretas, jika memberitahu kekurangan perangkat lunaknya.

Para analis juga percaya, NSO yang stafnya termasuk mantan anggota elite militer Israel, kemungkinan mengawasi dark web yakni tempat hacker sering menjual informasi tentang kelemahan keamanan yang mereka temukan.

Mengutip Nextren.grid.id, penelitian sebelumnya telah mencatat bahwa hebatnya software Pegasus memiliki fitur yang disebut 'bunuh diri'.

Yakni suatu sistem yang dapat menonaktifkan penyebaran malware oleh pelanggan.

Menurut NSO, fitur 'bunuh diri' dapat aktif jika target yang dibidik pindah ke negara.

Alat ini mampu mengesankan jika melihat kemampuan software itu beraksi secara langsung.

Cukup beritahu nomor aktifnya, maka semua isi smartphone bisa dilihat, hanya dalam waktu 5 menit saja. (Tribunnews/Ibriza Fasti Ifhami)

 

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved