Berita Jakarta

Tekan Kemacetan Lalu Lintas, PSI Desak Pemprov DKI Terapkan Digitalisasi Dalam Bekerja

Penggunaan teknologi informasi saat ini diyakini dapat menekan angka kemacetan lalu lintas di jalan raya.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
ILUSTRASI KEMACETAN --- Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta mendesak agar pemerintah daerah menerapkan sistem digitalisasi dalam bekerja, salah satunya untuk mengurai kemacetan. (FOTO ILUSTRASI) 

Sementara itu data Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) pada 2018 menyebutkan, rasio pengguna transportasi umum di Jabodetabek baru mencapai 29,9 persen dari total 49,5 juta pergerakan.

PNS masih ogah naik angkot

Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta mengkritik masih banyak aparatur sipil negara (ASN) pemerintah daerah yang ogah naik angkutan umum.

Sebagai pegawai pemerintahan, harusnya mereka mendukung program penggunaan angkutan umum sehingga berdampak positif bagi Jakarta.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, jika ASN kompak menggunakan angkutan umum tentu bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.

Selain itu, penggunaan angkutan umum dapat menekan polusi udara yang disebabkan gas buang kendaraan pribadi.

“Belum (banyak ASN pakai angkutan umum) maka kalau itu kami jadikan tentu ASN bisa dijadikan semacam motor penggerak,” ujar Gembong saat dikonfirmasi pada Kamis (13/7/2023).

Menurutnya, pemerintah daerah harus membatasi penggunaan kendaraan pribadi di kalangan ASN.

Selain itu, pemerintah juga harus mewajibkan ASN menggunakan angkutan umum, dibanding pengaturan jam kerja pada pukul 08.00 dan 10.00.

“Saya lebih cenderung kepada ASN ini ada pembatasan penggunaan kendaraan. ASN sebagai motor penggerak bagi masyarakat Jakarta untuk beralih ke transportasi publik,” kata Gembong yang juga menjadi anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta ini.

Menurut Gembong, pengaturan jam kerja di lingkungan ASN kurang berdampak mengurangi kemacetan.

Gembong lebih memilih pemerintah mewajibkan ASN menggunakan kendaraan umum agar kebiasaan tersebut ditiru masyarakat.

Jika seluruh ASN di DKI secara konsisten menggunakan kendaraan umum, dia yakin masyarakat dengan sendirinya akan meninggal kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum.

Namun demikian, fasilitas di setiap transposisi umum harus layak digunakan agar masyarakat bisa nyaman dan aman.

“Jadi harusnya jauh lebih maksimal itu dibandingkan dengan penerapan pengaturan jam kerja, kan lumayan 70.000 sekian ASN DKI itu (menggunakan angkutan umum), kalau dihitung-hitung mungkin hampir 60 persen tinggal di seputar Jakarta,” jelasnya.

Sumber: Wartakota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved