Kecelakaan Kereta di Semarang
Menegangkan! Begini Cerita Sopir Truk Detik-detik Kendaraannya Mogok Hingga Diseruduk KA Brantas
Sopir bernama Heru Susanto itu mengakui telah salah jalur melintas di jalan kelas I yang dilarang untuk dilintasi kendaraan bermuatan berat.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Peristiwa kereta api (KA) Brantas menghajar truk kontainer di perlintasan rel KA Madukoro, Semarang, Jawa Tengah pada Selasa (18/7/2023), mengundang banyak tanya bagaimana sebenarnya musibah itu bisa terjadi.
Sopir truk trailer yang ditabrak KA Brantas menceritakan detik-detik kendaraannya mati mesin hingga dihantam kereta.
Sopir bernama Heru Susanto itu mengakui telah salah jalur melintas di jalan kelas I yang dilarang untuk dilintasi kendaraan bermuatan berat.
Namun kata Heru, saat itu ia mencari jalur alternatif yang lebih cepat. Heru mengaku baru dua kali melintasi jalur tersebut.
BERITA VIDEO : KONDISI KA BRANTAS PASCA TRAGEDI HANTAM TRUK
Saat pertama melintasi jalur, semuanya aman terkendali. Namun di kali kedua, bencana tersebut terjadi.
Dikutip dari Youtube Tribun Jateng, Heru pun menceritakan detik-detik truknya mati mesin persis di tengah perlintasan rel kereta api Madukoro, Semarang, Jawa Tengah pada Selasa (18/7/2023).
Saat itu kata Heru, ia baru mendengar suara sirine kereta tepat saat truknya berada di rel pertama perlintasan Madukoro.
Baca juga: Kecelakaan Kereta Api vs Truk di Semarang, Polisi Gelar Perkara Tentukan Nasib Sopir dan Kernet
Tiba-tiba saja, mesin truk mati. Ia pun berupaya menyalakan mesin namun gagal. Setelah truk berhasil bergerak satu meter, truk kemungkinan nyangkut di rel dan mesin mati kembali.
Ketika itu, Heru masih berada di dalam truk berupaya mengemudikan truk yang tidak bergerak.
Pria berusia 43 tahun itu pun mendengar warga berteriak meminta sopir dan kernet turun dari truk di saat kereta yang semakin mendekat.
Heru pun kemudian keluar truk dan melihat kereta menghantam kendaraan yang dibawanya. Peristiwa dari mogok hingga truk dihantam kereta hanya berlangsung lima menit.
Heru juga membantah telah melarikan diri. Sebab kata Heru, hingga pukul 00.30 WIB ia masih di tempat kejadian perkara (TKP).
Adapun setelah berkoordinasi dengan perusahaan ia bersama kernet kemudian menyerahkan diri ke kepolisian.
Hingga saat ini kata Heru, ia masih trauma dan syok dengan peristiwa tersebut.
“Sampai saat ini saya masih trauma, takut, panik,” ungkapnya.
(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Desy Selviany/Des)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.